Monday, December 21, 2009

Natal…………


Konon saat Maria dan Yoseph dalam perjalanan untuk pendaftaran, di tengah jalan Maria ingin melahirkan dan Yosep mengalami kesulitan untuk menuntun Maria, dan beberapa menit kemudian mereka bertemu dengan seekor harimau yang larinya cepat banget, dan Yoseph meminta unutk membawa Maria karena dia akan melahirkan, namun harimau menolak karena dia ingin menjaga hutan rimba dalam statusnya sebagai sang raja hutan. Dia pun berlalu. Yosep dan Maria terus berlalu, mereka bertemu dengan seeokor gaja yang besar, kuat dan berani dan mereka memintanya untuk membawa Maria, namun dia menolak dengan alasan sibuk menjaga hutan dan mencari makan. Merekapun berlalu. Mereka bertemu dengan seekor zebra. Mereka memintanya unutk menghantar Maria, dia menerimanya dan berkata “aku siap menghantar Maria ke manapun, tapi aku berjalan sangat lamban dan tidak bisa berlari. Yosep mengatakan “oh ga papa, lagian Maria sedang hamil jadi pelan-pelan juga ga papa” Akhirnya sang zebra menghantar Maria. Namun karena kelambananannya dan Maria sudah tidak tahan lagi, akhirnya dia melahirkan Yesus di kandang. Di kandang itu banyak binatang. Banyak dari para binatang yang ditawari unutk menjaga dan tidur di samping Yesus. Seekor singa ditawari karena kekuatannya unutk melindungi, namun dia menolak karena harus pergi berburu makanan. Dia berlalu. Seekor kuda ditawari karena keperkasaannya, namun dia menolak karena harus merumput. Dia berlalu. Akhirnya seekor sapi ditawari untuk menjaga Yesus, akhirnya dia menyetujuinya, bukan karena kekuatannya, bukan karena bisa melindungi tapi karena dengan ekornya dia bisa mengibas-ngibaskannya dan seperti mengusir lalat dan nyamuk. Akhirnya dia tinggal bersama Yesus, Maria dan Yoseph di kandang.

Cerita kecil di atas mengingatkan betapa orang-orang yang kuat, yang pongah pada jabatan dan profesi, yang berprestasi, dan bahkan yang hanya mengejar materi (dibaca uang) menolak untuk menerima Yesus atau bahkan tidak dipilih Allah untuk mengalami kedamaian dan kegembiraan natal, menolak unutk tinggal disamping Yesus, menolak untuk duduk di samping Yesus. Betapa Allah memilih orang-orang kecil karena kerendahan hati dan kepolosan mereka dalam menerima Yesus. Betapa Allah bersolider dengan orang –orang kecil, dengan mereka yang terpinggirkan. Peristiwa natal adalah peristiwa solidaritas Allah dengan kita yang berdosa, dengan kita yang selalu terbelenggu dalam dosa, dengan kita yang kadang mengganggap diri kita suci, kuat dan angkuh. Solidaritas Allah dengan kita yang menganggap rendah orang-orang kecil di sekitar kita, dengan orang-orang miskin yang terpojokan oleh sikap, kata-kata dan oleh status social. Allah datang unutk memberdayakan kita, mengangkat kita dari lembah yang kelam karena dosa dan kemunafikan kita, tapi mengapa kita sangat sulit untk keluar dari topeng kemunafikan kita, mengapa kita menjadi sangat sulit unutk mengampuni, dan membuka tabir kepongahan kita di hadapan Allah dan sesama? Dengan peristiwa penjelmaan ini, Allah menunjukan bukti tertinggi dari cintaNya kepada kita, namun betapa sering aku dan juga mungkin yang sedang membaca renunganku ini membelenggu cinta Allah dengan kesemuan cinta kefanaan? Peristiwa natal ini adalah peristiwa cinta Allah yang agung yang turun dari takhta kemuliaannya untuk membuat kita mengerti cinta yang sesungguhnya bahwa cinta yang sejati adalah cinta yang memberdayakan, cinta yang mengangkat harkat dan martabat manusia, cinta yang membuka jalan menuju ke jalan yang lebih baik, dan cinta yang memberi ruang bagi kemuliaan manusia dan Tuhan. Sering kita memenjarakan cinta itu menjadi cinta yang ekslusive, cinta yang merendahkan dan mengabaikan harkat dan martabat manusia.

Peristiwa natal adalah perstiwa kerendahan hati Allah menjadi manusia, Allah mau mengambil wujud manusia unutk tingal bersama kita, mengalami hidup kemanusiaan kita dan dari sana DIA mengangkat kita dan mengajarkan kita untuk bertoleransi, bersolider, berpeduli dengan orang lain. Penjelamaan ini memberi kita ruang akan kerendahan hati, bahwa kerendahan hati yang sejati adalah menanggalkan keakuanku (dibaca keegoisanku) untuk memberdayakan orang lain, unutk menyelamatkan orang lain, unutk meninggikan harkat orang lain terutama yang kecil dan tertindas. Namun betapa sering kita menjadi sombong karena status social, karena pangkat, kedudukan dan mungkin karena status ekonomi sehingga di mata kita orang lain dilihat sebagai pribadi yang kedua, bahkan tak ada harkatnya lagi. Ketika kita berpikir akan segala sesuatu yang ada di dunia ini berasal dari DIa dan bahwa Allah telah terlebih dahulu mencintai, memaafkan, memberi kedamaian dan segala sesuatu yang ada pada kita berasal dari Tuhan, kita akan menyadari KEKECILAN kita di mata Allah dan manusia.

Dua hari yang lalu aku bertanya kepada seorang siswi kelas III sekolah teknik Don Bosco – kebetulan dia sedang mempersiapkan acara dance untuk acara natal sekolah – “Apa makna natal bagimu?” dia berkata: Natal bagiku adalah peristiwa Allah datang ke dunia dan TINGGAL dengan kita” jawaban siswi ini membuat aku berpikir, benar Allah datang ke dunia unutk TINGGAL dengan kita. Ketika kita tinggal dengan seseorang, atau dengan orang lain, kita mengambil bagian, mengenal, mengetahui kehidupan mereka dan akhirnya bersolider dengan orang lain. Hal yang sama dengan penjelmaan, Yesus datang dan tinggal di antara kita, Dia hidup di antara kita, dan bersolider dengan kita yang berdosa ini, Dia bersatu dengan kehidupan kita, Dia menyatu dengan kita dalam diri seorang bayi mungil yang kelihatannya tak berdaya, namun dari ketidakberdayaanNya membuat kita menjadi pribadi yang sangat bermakna dalam Tuhan.

Semoga Natal tahun ini tidak sekedar bersuka cita, tidak sekedar menjadi sinterklaus yang membagi atau memberi hadiah, tapi mari menjadi gembala yang memberitakan kabar gembira kelahiran Yesus dan memiliki Yesus, yang memutuskan unutk tinggal dengan DIA, yang memutuskan unutk duduk di sampingNya, bukan datang memberi hadiah dan pergi, namun memiliki Yesus yang utama lalu membagikannya. Mari dalam kesederhanaan seekor sapi yang tinggal di samping Yesus unutk mengebaskan ekornya unutk mengusir seekora lalat ataupun nyamuk kita belajar unutk tinggal bersama Yesus dalam hidup harian kita dan kita akan menemukan diri kita diberdayakan.

Dari Mongolia saya ucapkan

SELAMAT HARI RAYA NATAL

25 DESEMBER 2009

DAN BAHAGIA TAHUN BARU

1 JANUARY 201O

Friday, December 18, 2009

150 TAHUN LALU - SEKARANG

Hari ini kongregasiku SDB genap 150 tahun, komunitasku mengadakan beberapa acara. pada paginya kami para salesian (P. Carlo, P. Paul Trung, Br. Andrw dan saya) menerima ucapan "selamat" dari semua siswa/siswi dan para staf di sekolah kami. Mereka mempersiapkan baju panas dengan tulisan pada bagian belakangnya 150 Years of SDB dan bagian depannya bergambar bendera dan kepulawan Mongolia. Ini adalah bentuk respek atas kerja kami sebagai salesian di sini di negara yang dingin ini.
Sorenya, tapat jam 17.30, bertempat di St. Mary's Chapel of Cathedral, kami adakan misa. Hampir semua missionaris datang. Juga banyak umat, guru-guru, staff di rumah anak jalanan dan para siswa (mereka yang belum dibaptis termasuk banyak dari guru-guru) hadir dalam perayaan ekaristi. Misa dipimpin oleh bapa uskup sendiri dan dalam homilinya, dia mengingatkan agar kami para SDB tetap setia pada misi dari Don Bosco berkarya bagi kaum muda yang termiskin. Selain itu dia menegaskan bahwa pembaharuan kaul yang kami lakukan adalah bentuk penyerahan diri yang total bagi Allah dan sesama, ini adalah bentuk penyerahan hidup yang total.Kita harus menjadi seperti bibit yang jatuh di tanah, mati dan memberi buah bagi yang lainnya. pembaharuan kaul juga membuat kita mati dari kefanaan kita menjadi berbuah dalam Tuhan dan sesama.
Setelah kotbah, kami berlima, berlutut di hadapan bapa uskup dan membaharaui kaul-kaul kami sebagai salesian. formula kaul kami baca dalam bahasa Mongolia. dan setelah itu, kami mencium relik dari Don Bosco sebagai lambang cinta dan kesetiaan kami pada dia dan misinya kepada kaum muda. misa berjalan dengan lancar dan kurang lebih 1,5 jam. Semua koor saya yang koordinir dan saya menjadi dirigen lagi setelah 1 tahun ga memimpin koor heeeee.
setelah misa acara makan bersama dengan semua umat di aula sekolah Don Bosco.

BE FAITFULL. BE HOLY ARNOLD.

MARANTHA: DATANGLAH TUHAN

Tak terasa saat ini kita berada di masa advent, masa penantian, masa berharap. Kita dihadapkan dengan empat minggu penuh refleksi tentang makna penantian atau menunggu. Ada satu ungkapan klasik yang sering kita dengar bahkan kita ungkapkan ataupun rasakan: Menunggu (menanti) adalah hal yang paling membosankan. Mengapa? Dan kenapa? Mungkin karena hal yang dinanti tidak memberi daya pikat, atau pribadi yang dinanti menjengkelkan, atau karena saat menanti kita menjadi bĂȘte, atau saat menanti kita kelihatannya seperti seorang yang bodoh, atau bahkan ketika kita menanti sambil berdiri memberi rasa pegal pada kaki, atau saat menanti dibawa terik mataharari membuat kita menjadi kepanasan atau bahkan takut menjadi hitam (hal ekstreem). Namun bedanya jika orang atau benda atau suatu kiriman yang dinanti memberi rasa bahagia, kita akan menanti dengan deg-deg-an, atau menanti dengan penuh harapan, atau dengan rasa penasaran yang amat sangat, bahkan ingin memutar waktu biar cepat menerimanya. Beberapa bulan yang lalu aku berada dalam suasana seperti ini, ada seorang yang aku cintai mengirimkan hadiah ulang tahunku dari Indonesia. Hadiah-hadiah itu dikirim sejak akhir bulan agustus, dan sampai lewat tanggal 27 september (ulang tahunku), hadiah itu belum tiba, aku penasaran, menanti dalam harapan, dan bahkan menghitung waktu. Aku sempat cemas ketika orang yang membawakan hadiah itu nyaris tidak jadi tiba di Mongolia karena masalah visa, aku cemas, berada dalam doa, dan harapan. Bahkan aku ingin memutar waktu biar aku cepat menerimanya. Penasaran, harapan, dan bahkan kecemasan mewarnai hidupku. Begitu berharganya hadiah-hadiah itu dan lebih berharga orang yang dengan jerih payah dan usaha yang keras mengirimkan hadiah-hadiah itu.
Namun menanti dalam konteks kristiani bukan sekedar berdiri menunggu, karena sikap-sikap ini akan memberikan rasa bosan dan kita akan membenarkan ungkapan klasik di atas. Menanti dalam konteks kristiani adalah suatu tindakan AKTIF. Aktif berarti tidak tidur, tidak berhenti atau bahkan stagnan, aktif berarti berada dalam situasi sibuk, terus melakukan sesuatu dan menumbuhkan usaha untuk tidak menjadi malas. Aktif menuntut kita untuk bangun dari tidur kemalasan kita dan memandang ke depan, bangkit dari keputusasaan, kecemasan, bahkan bangkit dari keterpurukan hidup dan memandang pada tujuan yang sedang datang, mengarahkan hati, pikiran, nurani, bahkan jiwa pada pribadi yang sedang datang, dialah YESUS.

Dalam konteks sosial dan relasi hidup manusia, ketika seorang yang ingin bertemu dengan temannya, atau pacarnya, atau ada tamu istimewa yang akan datang, semua hal dipersiapkan, mulai dari pakaian, kebersihan rumah, bahkan kosmetik yang mahal agar terlihat rapi, dan up to date. Namun dalam konteks krisiani, kita menjadi cantik bukan saja secara eksternal melainkan juga secara internal melalui persiapan hati dan nurani kita. Gereja menyiapkan banyak sarana untuk persiapan hati dan batin kita lewat masa advent ini, lewat indahnya sakramen-sakramen, dan juga ritus liturgy yang baik dan menggugah hati kita. inilah sarana-sarana yang membawa kita layak menyambut Sang Penyelamat kita. Selain sarana-sarana di atas, di masa yang indah ini kita diminta untuk meningkatkan relasi dan keintiman kita dengan Tuhan, dengan Dia yang akan datang. Keintiman dengan Dia akan membuat kita semakin mengenal dan mencintai DIA yang adalah juru selamat kita.

Selama empat minggu ini kita diingatkan oleh tokoh-tokoh “pujangga alkibat” yang mengingatkan kita akan pentingnya kita menanti dalam harapan dan penuh persiapan. Yesaya mengingatkan kita akan kedatangan sang Penyelamat yang akan memberi kedamaian dan kebahagiaan bagi dunia “serigala dan domba akan tinggal bersama” yang bermusuhan akan saling berdamai dan kedamaian di bumi akan terpenihi. Bacaan-bacaaan pertama dalam minggu-minggu penantian ini, sangat indah karena mengingatkan kita bahwa penantian kita tidak akan sia-sia, bacaan-bacaan yang memberi harapan. Sedangkan dalam bacaan-bacaan injil, para penginjil mengingatkan kita untuk berjaga-jaga dalam pengharapan. Berjaga mempunyai makna yang amat sangat mendalam. Berjaga juga berarti tetap active, tidak diam, berjaga membuat kita selalu berada dalam pandangan dan mawas diri. Berjaga dalam masa ini memberi makna kepada kita untuk hidup dalam berkat dan tuntunan Tuhan, berada dalam harapan akan terwujudnya langit dan dunia baru. Mari berjaga dalam iman dan harapan yang teguh dengan doa, sakramen, tindakan cinta kasih, dan tentunya bersama Yesus Tuhan kita. Mari kita berdoa agar Yesus mau dayang dan tinggal di hati kita – datanglah Tuhan, maranatha - Masa penantian kita tidak akan pernah sia-sia karena sebentar lagi sang Juru Selamat kita akan datang dan lahir di palung hati kita. Mari kita siapankan palung hati untuk lahirnya Yesus.

Selamat berteduh bersama Yesus di masa yang indah ini…Tuhan memberkati….

Tuesday, December 01, 2009

PHILOSOPHY FOR LIFE

Be patient,


Be open minded.

Smile often,

Savor special moments.

Make new friends….

Rediscover the old ones.

Tell them that you love them…

And when you love them,

Feel it deeply.

Ignore worries, forget problems,

Pardon enemies, keep promises.

If you get more than one chance,

try again.

Prize your good ideas.

Try not to make mistakes,

And if you do, learn from them.

Be crazy.

Appreciate miracles when they happen.

Notice where the sun is in the sky,

Listen to the rain.

Watch for rainbows and falling stars.

Look for the beauty around you.

Smile with your heart,

Confide in others.

Give to others,

And be gentle with others, always.

Hope,

Desire,

Grow,

Work hard…. be yourself.

Be understanding when it’s needed.

Have confidence in life, have faith

Comfort a friend

Have confidence in yourself.

“ENJOY LIFE!!”



Monday, November 30, 2009

Kalau Unta Berhasil Masuk Lubang Jarum

Seorang kaya suatu hari datang mendekati Yesus dan mengajukan pertanyaan serius ini: “Tuhan, apa yang harus kubuat, agar aku bahagia?”. Dia bukan peminum, apalagi pemabuk. Hidupnya suci, dia melakukan semua yang dianjurkan oleh kitab suci dan melaksanakan hukum-hukum taurat. Dia datang dengan penuh keyakinan dan tidak membayangkan yang lain selain afirmasi Yesus. Yah, Tuhan membenarkan apa yang telah dibuat orang baik ini. Namun, rupanya Yesus belum selesai bicara. Dia melanjutkan: “jika engkau ingin sempurna, juallah segala milikmu dan berikanlah semuanya untuk orang miskin. Setelah itu ikutilah aku…Jawaban ini tentu mengejutkan.



Dengan melemparkan tantangan ini, kalau ingin sempurna, Yesus rupanya mau bilang bahwa menjadi baik saja tidak pernah cukup untuk seorang kristiani. Kita perlu menginginkan yang lebih dari itu, yakni menjadi lebih baik tanpa harus menjadi paling baik. Menjadi bahagia, hemat saya adalah perjalanan untuk semakin hari menjadi semakin lebih baik. Yesus menyediakan syarat yang sangat jelas walaupun seringkali salah diartikan. Ada tiga sikap (lebih dari pada tindakan) yang tidak terpisah satu dengan yang lain.


Pertama menjual segala harta milik kita lalu kedua memberikannya pada orang miskin. Dua kalimat yang setara. Yang satu tentu tidak berarti menuntut kita membuat sebuah bazar gratis di mana kita akan menjual segala milik kita bahkan pakian yang melekat di badan sekalipun. Bukan di sini letak sifat ekstrem perintah Yesus. Pun meski kita kemudian rajin bersedekah atau memberi derma pada orang miskin, bukan di sana letak radikalitas pesan Yesus. Yang pertama adalah undangan untuk melepaskan sikap ‘tergantung’, ‘ketagihan’, lengket pada harta benda, atau idola pada pekerjaan, karir, nama baik, popularitas, ide, dan semua yang menggoda kita memutlakan diri kita sendiri. Yang kedua merupaka kelanjutan daripertama, kemurahan hati, hidup yang tak lengket yang tidak berpusat pada dirinya adalah hidup yang dengan sendirinya mudah memberi. Buah diciptakan untuk memberi, demikianlah kenapa tak satu pun buah di bumi kita yang begitu sulit dipetik untuk dimakan. Dua keutamaan ini, berakar pada undangan yang ketiga, ikutilah aku…


Mengikuti pertama sekali , berjalan di belakang. Nah, memilih untuk lepas bebas dan bermurah hati adalah pilihan yang kita buat karena Yesus, karena Dia sendiri telah melakukannya. Yang kedua, mengikuti Dia Berarti menjadi serupa Dia. Menjadi, in becoming adalah sebuah perjalanan panjang. Saya teringat kisah Yunus yang hampir selama sepekan ini kita renungkan dalam misa harian. Ia dipanggil Tuhan untuk memperingati orang Niniwe tentang kehancuran yang akan terjadi atas mereka jika mereka tidak bertobat. Yunus melarikan diri karena dia tahu Tuhan akan bermurah hati dan mengampuni. Harus menerima kenyataan bahwa Tuhan bermurah hati pada musuh kita, pada orang yang kita benci, yang kita anggap ‘kafir’ tidak bisa ditanggung Yunus, seorang Israel sejati yang sedari dulu percaya bahwa hanya Israel lah yang Tuhan cintai. Dia lari, menyingkir, bersembunyi bahkan menyesal pernah mengenal Tuhan, hingga akhirnya lewat pertolongan seekor ikan Yunus diselamatkan dari maut di tengah pelariannya. Pengalaman inilah yang pelan-pelan mengubah hati Yunus sebelum akhirnya dia pergi mewartakan peringatan pertobatan pada orang-orang Niniwe.


Lebih mudah seekor unta masuk lewat lubang jarum daripada seorang kaya masuk kerajaan surga. Alegori ini tidak lain mau mengatakan bahwa, kita tidak bisa mengerti dan mulai merasakan surga kalau kita belum mampu membebaskan diri dari segala keyakinan keliru kita tentang siapa Tuhan dan juga tentang orang lain. Orang lain, bahkan musuh kita dicintai secara istimewa dan bahkan secara sama oleh Tuhan sebagaimana Ia mencintai kita sendiri. Maaf, jangan memakai kriteria sama seperti yang kita inginkan. Kita mesti mencintai musuh juga justru karena kita mau mewartakan pada-Nya bahwa Tuhan mencintai dia.


Anda tahu Friederich Nietzche bukan?, filosof yang dianggap musuh orang beragama, bahkan oleh orang Kristiani sendiri, karena dia yang paling keras memelopori ‘pembunuhan’ Tuhan dan menyingkirkan-Nya dari sejarah kita: bunuhlah Tuhan, dan hiduplah manusia, itulah slogan ateisme modern yang dicetuskan filsafat subjek. Sebenarnya, ini bukan penemuan Nietzche, pun dia tidak mewartakan sesuatu yang baru tentang Tuhan, apalagi tentang kematian-Nya. Tuhan memang telah mati, tapi Dia bangkit dan hidup. Ia mati justru supaya manusia, yakni kita hidup bukan? Kitab suci memberi kesaksian tentang itu, dan Gereja sudah sejak lama mewartakannya. Bedanya, kita tidak bisa menyingkirkan Tuhan, ataupun lari dari-Nya. Lihatlah orang seperti Nietzche ternyata juga tetap membantu kita mengerti Tuhan;. Betapa pun jeleknya Nietzche di mata orang beriman, toh dia pantas kita hormati karena mengingatkan kita pada misteri cinta Tuhan (pendapat pribadi), yang tidak pernah menyingkir dari sejarah kita, biarpun kita tidak lagi mau mencintai-Nya, menolakNya. Tuhan tidak mati, Ia hidup di antara kita yang tanpa melihat latarbelakang agama, atau kategori sosial lainnya menolong saudara-saudara kita yang menderita di Padang atau di manapun. Inilah yang harus kita wartakan sementara kita berjalan mengikuti Yesus. Dengan mencintai seradikal Yesus, alegori tadi menjadi puisi indah, bahwa kita bisa membuktikan mungkin saja unta itu melewati lubang jarum.

Thursday, November 12, 2009

KUABADIKAN INI UNTUK AYAHKU TERCINTA YANG TELAH PERGI SELAMANYA


Saya teringat saat akhirku bersamamu bapaku tersayang, saat aku ingin meninggalkanmu unutk pergi jauh dan sangat jauh darimu, saat itu aku menemukan makna dan arti dari berkat. Malam itu, kita bersama di kamar keluarga: saya, mama dan papa tersayang, aku ungkapkan isi hatiku terdalam yang selama ini mengganjal di hatiku, dan papaku tersayang, engkau dengan telinga dan hati yang terbuka lebar untuk mendengarkan aku dan pada akhirnya Engkau berkata: anakku, pana ma mela-mela, sekolah ma mela-mela,mojip tite susah tapi Tuhan tetap ada di antara kita sehingga tit bisa mojip melang, pana ma mela-mela, sekolah ma mela-mela, kalau mo alami kesulitan peret kame tapi yang paling penting anaga, sera no orem pua fe no pua kesulitan moe je Alapes…Alapes pasti bantu karena ne gemadi mo untuk lalan Nae. Setelah itu ayahku tersayang berkata, sekarang anakku, berdoalah untuk saya dan mamamu. Dan saat itu aku berlutut di depan merka berdua dan berdoa bagi mereka. Setelah berdoa aku berkata, Bapa dan mamaku tersayang, sekarang berikan berkatmu unutk saya anakmu (dalam tradisi keluarga kami, ayah dan mama memberikan berkat dengan membuat tanda salib kecil di dahi saat kami akan pergi ke sekolah atau bepergian jauh), namun saya menyadari bahwa kondisi tangan kanan ayahku tidak bisa digerakan karena stroke selama dua tahun, saya meminta dia untuk memberikan berkat (tanda salib di dahiku) dengan tangan kiri. Namun ayahku berkata: engkau adalah anakku, engkau pantas mendapatkan berkatku dengan tangan kananku seperti anak yang lain, aku membesarkanmu dari kecil dan sampai engkau berada dalam pilihan hidupmu, aku ingin jerih payahku menjadi sempurna lewat berkatku ini. Engkau layak menerima dengan tangan kananku, bukan tangan kiri. Setelah itu ayah mengangkat tangan kanannya yang tidak dapat digerakan itu dengan ditopang oleh tangan kirinya yang bisa digeraakan dan membuat tanda salib di dahiku sebagai tanda berkat. Aku merasakah suatu usaha yang sangat keras dari ayahku tersayang untuk memberikan berkat itu. Suatu usaha yang keluar dari lubuk hati terdalam dengan penuh kelimpahan berkat.

Dua bulan kemudian, setelah aku tiba di Mongolia, tepatnya tanggal 12 november, karena rasa kangen yang mendalam, aku menelpon ke rumah, saat itu mama – seperti biasa berada di rumah menjaga papa yang sakit stroke – mengangkat telpon aku. Setelah bercerita ama mama, aku berbicara dengan papa, aku bercerita tentang keadaanku dan dia juga menceritakan kecemasannya ke aku selama kurang lebih dua bulan setelah kepergianku ke Italia dan Mongolia, tidak ada kabar dari aku, bapa cemas dan menunggu berita dari aku, dan akhirnya dia mengulang pesannya lagi (seperti di atas) dan setelah itu dia berkata, anakku Tuhan bersamamu, DIA memberkatimu selalu. Aku pamit dan aku masih berkata: Bapa satukan sakitmu dengan penderitaan Yesus di salib, dan dia mejawab aku, ini adalah salib yang Yesus berikan buat aku anakku. Aku terimanya walaupun berat…….

Dua hari kemudian, tanggal 14 November 2008, saat itu pkl. 5.15, aku masih tidur nyenyak di kamarku karena dingin, aku dikagetkan oleh bunyi HP-ku, ternyata tlp dari luar Mongolia, ku angkat, kakaku yang menelpon. Ade apa kabar – tanyanya – aku baik tata – Ama….kita harus terima dan mengikhlaskan kepergian Bapa….tadi pagi jam 5.00 bapa telah pergi untuk selamanya….pecah tangisku seakan tidak percaya….Tuhan kenapa semuanya ini terjadi….kenapa semuanya begitu cepat…aku masih sayang papa….bapaku pergi untuk selamanya……

Satu tahun berlalu, kesedihan mewarnai hidupku, aku mengerti benar arti kehilangan orang yang kita sayangi, aku mengerti hidup tanpa seorang ayah…aku mengerti arti terbang dengan satu sayap, namun di atas semuanya aku mengerti arti dan makna CINTA, MAKNA KEHIDUPAN dan PEMBERIAN DIRI. Dari pribadi ayahku aku temukan cinta itu, cinta yang tanpa meminta balas, cinta yang berkorban, cinta yang selalu menanti, cinta yang selalu menyertai, cinta yang selalu memberi, cinta yang selalu membuat aku mengerti makna dari memberi, memberi tanpa harus menuntut balas, memberi tanpa harus mengharapkan, cinta yang mengangkat dan memberdayakan orang lain. Pemberian dirinya nampak dalam dirinya yang menua termakan usia lewat kerja keras, lewat penanaman iman yang teguh, dirinya menua termakan sengat matahari, termakan cangkul, parang, demi sesuap nasi untuk memberi hidup bagi keluarga. Badannya menua termakan cucuran keringat dan air mata demi pendidikan yang lebih baik dari anak-anak, dirinya menua termakan waktu untuk hidup yang lebih baik bagi kami anak-anak. Dia tidak memikirkan dirinya, dia memikirkan kami anak-anak, masa depan, dan hidup yang lebih baik, lebih ‘bermartabat’ dan lebih baik dari dirinya.

Dia laksana lilin yang memberi terang bagi kami sementara dirinya rela dan siap meleleh demi menerangi dan membimbing jalan hidup kami. ‘Lilin’ itu meleleh dan akhirnya habis…..selamat jalan ayah….terima kasih uda menjadi lilin dan teladan bagi kami. Darimu kami belajar arti dan makna hidup, doakan kami khususnya saya anakmu agar mampu menjadi lilin yang baru bagi orang lain, mampukan aku untuk melanjutkan, membawa, memberikan dan mewariskan cintamu lewat orang-orang lain. Terima kasih untuk berkatmu yang tulus dan murni dari hatimu, mampukanlah aku dan kami semua dalam keluarga agar mampu menjadi berkat bagi orang lain yang ada di sekitar kami. Bapa aku sayang denganmu….I miss u always…..

Wednesday, October 21, 2009

LIFE IS BEAUTIFUL: NILAI DARI SAKIT

LIFE IS BEAUTIFUL: NILAI DARI SAKIT

NILAI DARI SAKIT


Sejak hari minggu kemarin (18 oktober) hingga saat saya menulis refleksi ini, saya tergeletak nyaris tak berdaya karena sakit. saya mengalami demam tinggi, kepala pusing, batuk dan pilek. Saya nyaris tak bisa berbuat apa-apa, hanya tidur, bangun dan memandang langit-langit kamarku....rasa sedih kadang menghantui tidurku....namun hari demi hari aku merasa lebih baik seiring bantuan dan doa-doa orang yang selalu tak henti berdoa buat aku. Sakit mengajarkan kepadaku banyak hal:
1. Ketika kita sakit, baru kita menyadari betapa berharganya kesehatan, dan betapa anugerah kesehatan itu indah buat kita. Saat kita sehat kadang kita tidak peduli dengan kesehatan, kita kerja dan kerja tanpa mengindahkan istirahat atau pun memberi kesempatan bagi tubuh unutk mengalami nikmatnya istirahat, dan saat tubuh kita lelah dan letih dan saat itu kita mengalami yang namanya sakit, dan saat itu juga Tuhan mengegur kita untuk menghormati tubuh kita.....menghargai diri kita....dan saat itu kita menyadari bahwa kesehatan itu sangat penting. Saat kita sehat, kita mencari uang ataupun kekayaan, dan pada saat kita sakit, uang membayar sakit kita....bukankah itu menjadi sia-sia?
2. Sakit mengajarkan kita untuk rendah hati. Kita menyadari diri kita bahwa kita terbatas, kita tidak sempurna, kita butuh orang lain, kita butuh bantuan orang lain. Saat kita tidak mampu menggunakan semua kekuatan kita unutk melakukan segala aktivitas, kita butuhkan orang lain, kita butuh bantuan mereka dan dengan demikian beban kita menjadi sedikit ringan. Dan ketika semua orang tidak mampu memberikan kekuatan kepadamu, atau rasanya semua obat yang dikonsumumsi menjadi tak berarti, kita butuh yang transeden, yang ilahi, yang melampaui segala sesuat....KITA BUTUH TUHAN. Dialah yang mampu menyembuhkan, mengangkat segala sakit penyakit dan memberi kita ketenangan dalam sakit. Hal ini mengajarkan kita untuk menjadi rendah hati, bahwa kita tidak mampu melakukan segala sesuatu tanpa kekuatan DIA. Rasul Paulus kepada jemaat di Efesus mengakatan: "Aku dapat melakukan segala perkara dalam DIA yang memberi kekuatan kepadaku". Kekuatan itu hanya dari Tuhan dan dalam DIa kita memperoleh hidup dan kekuatan. Tanpa Dia hidup kita menjadi tidak bermakna dan tidak mampu bertahan dan melakukan segala sesuatu dan bahkan Yesus sediri berkata: "Di luar aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa". Di sinilah meminta kerendahan hati kita unutk mengatakan bahwa kita terbatas dan kita butuh DIA, kita butuh orang lain.
3. Dalam konteks tradisi Yahudi, sakit berkaitan erat dengan DOSA. Bagi mereka, ketika kita sakit, itu karena DOSA yang telah kita buat. Hal ini mengingatkan kita bahwa tubuh dan hidup kita itu suci dan diserahkan dan disucikan bagi Tuhan, maka ketika sakit, hal yang utama adalah melakukan pengakuan dosa. Hal ini penting untuk menyucikan dosa-dosa kita, membuat kita layak bagi Tuhan dan jiwa kita menjadi suci serta tubuh kita menjadi persembahan indah buat Tuhan. Setelah itu, marilah kita menerima ekaristi suci...ekaristi yang memberi kita kuat, dan membuat kita bersatu dengan Tuhan dan kesatuan kita dengan Tuhan menguatkan juga persatuan kita dengan sesama. Ketika semua obat tidak bekerja maksimal, dan hal yang paling manjur adalah pergilah buatlah pengakuan dosa dengan  baik serta menerima ekaristi, maka anda dan saya akan sembuh.....
Mari kita jaga kesehatan tubuh kita....agar kita tidak membeli kesehatan dengan harga mahal. Dan marilah kita menjaga jiwa kita tetap suci agar kita dapat bertatapan wajah dengan Tuhan ketika waktunya tiba. GBU all.

Wednesday, October 14, 2009

WORTEL


Al kisah, hiduplah seorang wanita yang cantik banget, dia menjadi pilihan dan rebutan dari setiap laki-laki, namun karena kecantikan dan kadang menjadi rebutan dia menjadi sangat sombong. Dalam usia 25 tahun, dia meninggal dunia dan ketika bertemu dengan St. Petrus, dan sebagaimana biasanya, Petrus mulai membuka “Buku Kehidupan”, namun alangkah kagetnya St. Petrus karena orang itu tidak pernah melakukan suatu tindakan baik sekalipun selama masih di dunia, jadi, dia ingin membawa wanita itu ke nereka, tapi, Petrus menjadi sangat bingung tapi tidak percaya, akhirnya dia mencoba melihat kembali buku kehidupan itu, dan akhirnya dia menemukan, tertulis dalam buku, sang wanita cantik itu pernah memberikan satu wortel kepada seorang wanita miskin yang waktu itu datang ke rumahnya meminta makanan. Petrus akhirnya memutuskan, karena kamu sudah melakukan satu tindakan baik, maka kamu terbanglah ke surga. Akhirnya dia terbang ke surga dengan wortel yang telah menyelamatkannya. Dia begitu bahagia…..


Dalam perjalanannya ke surga, dia melihat sang nenek tua yang dia tolong di dunia. Sang nenek bertanya “ hei wanita cantik, kamu sekarang mau ke mana, aku yang dulu kamu tolong dengan wortel di tanganmu itu.”

“Aku mau ke surga “ jawab wanita itu

“Ok, aku boleh ikut ga?’ Tanya si nenek itu

“Boleh” jawab sang wanita cantik itu

Akhinrya dia bergantung dengan memegang di bagian kakinya dan mereka terbang bersama. Dalam perjalanan mereka, ada dua keluarga melihat sang nenek tua yang sedang bergantung di kaki sang wanita itu. Dua keluarga itu pernah di tolong oleh sang nenek waktu mereka masih hidup, dan mereka bertanya,

“Hai nenek tua, kamu mau ke mana?” Tanya mereka

“aku mau ke surga dengan wanita ini” jawab sang nenek.

“Kami boleh ikut ga” Tanya mereka

“Boleh” jawab si nenek, Mari bergantung di bawa kakiku. Akhirnya merekapun bergelantung di bawah kakinya menuju ke surga.

Dalam perjalanan ke surga, dua keluarga itu bertemu dengan orang yang mereka pernah tolong di dunia, dan merekapun akhirnya turut bergantung di bawah kaki mereka.

Namun dalam perjalanan itu, sang wanita yang memegang wortel merasa bahwa karena dia, semua orang begitu banyak yang mau ke surga karena dia, karena worttelnya. Akhirnya dia memutuskan untuk menendang mereka yang di bawahnya dan ingin pergi ke surga sendirian. Dia berkata kepada yang lainnya, “ Aku tidak membutuhkan kalian, aku ingin pergi ke surga karena aku melakukan kebaikan, aku tidak membutuhkan kalian…ini wortel aku, bukan wortel kalian….aku ingin sendiri. Akhirnya dia mecoba untuk menendang orang yang kedua dan yang lainnya, tapi saat itu, malekat datang kepada dia dan berkata: kenapa kamu menjadi egois begitu….kamu tidak pergi sendirian ke surga, kalau kamu pergi sendirian, kebaikanmu tidak hanya menyelamatkan nenek itu selama di dunia, tetapi juga saat ini…..sang wanita itu menyadari betapa egoisnya dirinya, akhirnya memutuskan unutk pergi ke surga bersama orang-orang yang ada di gantungan kakinya.

Nilai dari sebuah kebaikan itu tinggi, dan luhur namun kadang tidak kita sadari….kadang kita tidak menyadari kebaikan itu, tapi orang yang mengalaminya akan tetap mengenal dan mengiangat apa yang kita lakukan. Kebaikan itu memberi kita tempat untuk berbagi dan yang kita bagi adalah bukan saja materi tapi yang lebih penting adalah kehidupan itu sendiri. Kebaikan memberikan kita tempat untuk juga mampu menyelamatkan orang. Kita tidak sendirian, kita makhluk sosial.

Ketika saya menulis cerita ini, saya teringat akan kata-kata Don Bosco kepada para pengikutnya (salesian):” Kalian tidak pergi ke surga sendirian, kalian pergi bersama orang lain terutama kaum muda, dan jika kalian pergi ke neraka, kalian juga tidak pergi sendirian, kalian pergi bersama jiwa-jiwa yang ada disekitarmu.” Kata-kata ini sungguh luar biasa karena dengan tindakan, tutur kata, kebaikan, dan pula hidup kita, kita mampu memberikan atau mempunyai dampak bagi kehidupan orang lain. Tindakan yang baik mampu memberi andil bagi kebaikan orang lain, dan kebaikan itu seperti sebuah “pemutih” yang mampu memutihkan noktah hitam dari orang lain. Dengan demikian menjadi jelas apa yang dikatakan lagi oleh Don Bosco kepada anak-anak muda yang datang ke oratorynya:”Jadilah teladan bagi orang lain”. Hal yang sama juga terjadi ketika tindakan buruk atau negative ditunjukan, dia mempunyai pengaruh, mempunyai dampak yang memang kuat. Ibaratnya buah yang busuk di antara buah yang baik, akan memberi ruang bagi busuk buah yang lainnya….pakaian yang luntur akan mampu merubah warna pakaian yang lainnya bila ditempatkan dalam satu mesin pencuci pakaian. Dua hal yang berbeda, kebaikan dan keburukan, mempunyai makna yang berbeda pula, serta mempunyai dampak yang berbeda sekali.

Dearest all, menjalankan atau melakukan kebaikan adalah suatu tindakan mulia banget dan sangat diharapkan, namun betapa sering orang salah mengerti kebaikan, betapa sering orang mau menghancurkan kebaikan dan tidaklah heran banyak orang merasa diri paling baik dan sempurna, bukakah saat bersamaan orang tersebut telah jatuh dalam lingkaran ‘keburukan’? ketika kita mencoba menghalangi kebaikan, menelantarkan kebaikan, kita menjadi penghambat dan penghalang bagi tumbuhnya kebaikan itu sendiri. Sudah banyak hal yang terjadi bahwa kita berada dalam lingkaran di mana kita dihadapkan pada suatu tantangan yang besar karena melakukan kebaikan, tapi apakah kita harus putus asa? Apakah kita harus menyerah, apakah kita harus berkata “ya udalah”, jika kita berada dalam situasi ini dan mencoba untuk menyerah, kita berada di jalan menuju keputusasaan. Mari kita hidupkan harapan, dan menelanjangi keburukan dan berjalan dalam kebenaran. Jangan takut menjadi tanda pertentangan bagi keburukan dan marilah kita menghidupkan harapan dalam kebaikan dan dengan demikian kita mampu membawa banyak orang dan semakin banyak ornag bergantung di sekitar kita menuju ke surge. Mari kita mulai saat ini, detik ini dengan orang-orang di sekitar kita.

Tuhan Memberkati!!!!

Wednesday, October 07, 2009

JIKA SEORANG WANITA MENANGIS.....


Jika seorang wanita menangis dihadapanmu, itu berarti dia tak dapat menahannya lagi.







Jika kamu memegang tangannya saat dia menangis, dia akan tinggal bersamamu sepanjang hidupmu.






Jika kamu membiarkannya pergi, dia tidak akan pernah kembali lagi menjadi dirinya yang dulu. Selamanya....






Seorang wanita tidak akan menangis dengan mudah, kecuali didepan orang yang amat dia


sayangi. Dia menjadi lemah.






Seorang wanita tidak akan menangis dengan mudah, hanya jika dia sangat menyayangimu,


Dia akan menurunkan rasa egoisnya.






Lelaki, jika seorang wanita pernah menangis karena mu, Tolong pegang tangannya dengan pengertian.






Dia adalah orang yang akan tetap bersamamu sepanjang hidupmu.






Lelaki, jika seorang wanita menangis karenamu, tolong jangan menyia-nyiakannya.






Mungkin karena keputusanmu, kau merusak kehidupannya.






Saat dia menangis didepanmu, saat dia menangis karenamu,






Lihatlah matanya....






Dapatkah kau lihat dan rasakan sakit yang dirasakannya






Pikirkan....






Wanita mana lagikah yang akan menangis dengan murni, penuh rasa sayang, didepanmu dan karenamu......






Dia menangis bukan karena dia lemah


Dia menangis bukan karena dia menginginkan simpati atau rasa kasihan






Dia menangis,


Karena menangis dengan diam-diam tidaklah memungkinkan lagi.






Lelaki






Pikirkanlah tentang hal itu






Jika seorang wanita menangisi hatinya untukmu, dan semuanya karena dirimu.






Inilah waktunya untuk melihat apa yang telah kau lakukan untuknya, hanya kau yang tahu jawabannya....






Pertimbangkanlah






Karena suatu hari nanti, mungkin akan terlambat untuk menyesal, mungkin akan terlambat untuk bilang 'MAAF'!!

Tulisan ini aku dapat dari my special one.
Thanks a lot....

Tuesday, October 06, 2009

Frat, Aku Mau Berdoa Dulu

Hari ini, aku lanjutkan ujian saya unutk kelas jahit industri dan sekretaris. seperti biasa ujiannya lisan dan di depan meja mereka, ada satu kotak hitam dan di dalamnya berisi pertanyaan yang harus mereka jawab atau mereka ceriakan. Misalnya: please tell me about your family. so mereka harus bercerita tentang keluarga mereka. Namun dari sekian banyak pelajar, ada satu anak cewek, dia masuk ruang ujian sambil senyum, setelah berbasa-basi sejenak, saya meminta dia unutk mengambil salah satu kertas yang ada dalam kotak hitam itu, namun dia berkata kepada saya:
"Bro, odd bi zalbrakh bolokh uu?, Bi Khristin Huun bisc, hariin bi Burhani tuslaj hirigtai yagadgevil, Bi jokhong aidej baina. yang artinya: Frat, aku mau berdoa, boleh ga?, saya bukan orang Kristen, tapi aku butuh bantuan Tuhan, saya sedikit takut."
Aku jawab aja Bolnoo, artinya boleh aja. Setelah beberapa menit, dia berkata, Oddo, Bi salgat ugmor baina. Sekarang saya mau ujian.  Dia mengambil satu kertas dan dia mulai berbicara. Dia melakukannya dengan baik banget.
Pengalaman  kecil dari siswi ini mengajarkan aku banyak hal. Dia bukan seorang kristriani atau seorang katolik, dia tidak beragama secara legal, tapi dari hatinya dia butuh Tuhan (Burhan), dia menyadari bahwa tanpa bantuan Burhan, dia tidak mampu menyelesaikan ujiannya dengan baik. saya menyadari bahwa dari hari setiap orang, yang kadang mengakui diri tidak beragama, ada ruang khusus unutk Tuhan dalam kedalaman hati mereka. Ruang itu menjadi tempat dan pusat kerinduan yang terdalam dari setiap orang. Ruang itu memberikan kepada setiap orang cela untuk bertemu dengan yang transenden.
Selain itu, pengalaman ini mengajarkan saya bahwa, dalam setiap situasi hidup kita, Tuhan tidak bisa dilupakan, kita membutuhkan DIA untuk menerangi hati, hidup dan jalan kita. Kita butuh DIA sebagai teman bagi ziarah hidup kita, kita yang adalah sang musafir mendambakan pribadi lain yang berkuasa atas kehidupan ini. siswi tersebut telah mengajarkan saya, agar saat memulai sesuatu hendaklah kita melibatkan Tuhan, meminta Tuhan untuk menyertai, membuka dan memberkati usaha dan karya kita sebab DIA yang selalu menyertai kita, DIA bersama kita sebab DIA sendiri bersabda "di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa". Sabdanya ini mengingatkan kita agar dalam setiap aktivitas kita, kita bersatu denganNya, dan dengan demikian di dalam DIA kita bisa berbuah dalam kelimpahan, dalam kesuksesan, dalam kebahagiaan. Siswiku itu telah mengajarkan aku bahwa memulai suatu aktivitas, kita perlu unutk memulainya dengan Tuhan dan semuanya akan dibawa pada kesempurnaan.
Anak itu juga mengakhiri ujiannya dengan berdoa pula......
Ma kasih banyak siswiku untuk teladan yang engkau berikan kepadaku.

Hari ini.....6 Oktober

Aku sibuk mempersiapkan bahan unutk rekoleksi hari sabtu ini, tapi kenapa aku agak bego heeee, semua ide ada di otak, tapi semuanya dalam bahasa Indonesia, gimana membahasakan ke dalam bahasa Inggris...itu yang buat susah wkwkwkw. Tapi syukurlah krn aku masih bisa menemukan idenya, dan aku coba menulisnya di komputer biar ideku ga hilang.
Hari ini juga aku masih dalam pertanyaan besar, ga ada update status dia di FB, ga ada kabar, aku kirim sms, ga di balas. Mungkin krn salahku kemarin sehingga dia jadi marah....maafin aku....emang memaafkan kesalahan ampe berulang kali ga muda....semoga masih ada maaf sampai tujuh kali tujuh puluh kali. semoga dia memaafkan aku.
Hari ini, aku juga belum misa, aku pergi ke kapel, buat meditasi pribadi dan doa pagi, so, aku harus berangkat ke katedral unutk misa. aku merindukan misa, karena dengan ekaristi kita bersatu dengan Tuhan, kita memperoleh kekuatan dari DIA sumber kehidupan. Yesus selalu menanti kita untuk datang dan menerimanya, menyambut DIA yang adalah sumber kehidpan kita. Ekaristi memberi kita kekuatan untuk menjadi pewarta sabdaNya. Dengan ekaristi kita menjadikan diri kita roti bagi sesama, membagikan Yesus kepada orang lain....Aku datang padaMu Yesus menyambut dan bersatu denganMu, semoga persatuanku dengan Engaku Menguatkan persatuanku dengan sesama dan orang-orang yang aku layani.
sehabis misa, aku jalani aktivitasku dalam doa dan kerja....
thanks Lord for the beautiful day.....

Monday, October 05, 2009

SOMEONE CARES ABOUT YOU


Dalam menjalani kehidupan ini, baik sebagai awam maupun religious: imam, frater, suster, bruder, kita tidak pernah lepas dari segala tantangan, masalah, tantangan, bahkan cemohan dan situasi seperti ini kadang membuat kita putus asa, depresi, bahkan kadang merenggut harapan yang sedang mekar atau menggebu dalam hati kita. Namun jika anda mempunyai iman, ada akan mendengar dari kedalaman nuarani anda, suara yang berkata: JANGAN TAKUT. Suara ini memberi harapan unutk TIDAK TAKUT. Sebab ketika anda takut anda kehilangan harapan, ketika anda tergelam dalam depresi anda mengalami kemuraman, ketika anda tertegun dalam kebimbangan, anda akan kehilangan arah dalam berlangkah. Suara itu mau mengingatkan kita untuk tidak kehilangan arah, untuk tetap berdiri tegar dalam kesulitan hidup kita, suara itu memberi harapan agar kita tetap tersenyum, tertawa, dan berani untuk tetap berlangkah karena ada PRIBADI yang sedang peduli denganmu, yang selalu mendampinginmu, yang selalu peduli denganmu, dialah YESUS. Dia bersamamu, mendampingimu, menguatkanmu, datanglah padaNya hai kamu semua yang berbeban berat, sebab DIA akan memberikan kelegaan kepadamu, dia memberi kepadamu kasihNya yang tulus sebab di luar DIA kita tidak dapat berbuat apa-apa.


Tuhan memberkatimu semua.

Monday, September 28, 2009

27091982 - 27092009


Hidup adalah sebuah buku
Setiap hari adalah lembaran baru
Banyak kisah yang diisi untuk diingat dan dipelajari
Banyak petualangan yang dilalui untuk dikenang
Banyak tantangan yang dihadapi untuk mendewasakan
Seribu satu orang yang menghiasi lembaran dan jalan kehidupanku
Tapi di atas semuanya
Selalu BERSYUKUR BUAT ANUGERAHNYA


Dua puluh tujuh tahun aku berlangkah. Di awali dengan tangisan karena keterasingan, ketergantungan yang penuh dari rahim ibuku yang tersayang hingga aku menjadi bebas dan menentukan pilihan hidupku. Aku telah mengisi lembaran-lembaran putih hari-hari perjalanan hidup dan panggilanku, lembaran-lembaran yang perlu aku syukuri. Banyak kisah dan petualangan yang aku lalui karena kasih dari DIA yang amat menyanyangi aku. Lembaran-lembaran itu aku isi dalam diary dan langkah hidupku; kadang jatuh dan terpuruk, namun DIA selalu membangunkan aku lewat orang-orang di sekitarku yang peduli, yang menegur, mengoreksi, dan menunjukan jalan terbaik untuk mengerti arti dan menghidupi makna kehidupan ini.
Dua puluh tujuh tahun, bukan waktu yang singkat, dan realitasnya adalah bahwa lembaran-lembaran yang aku isi masih sangat jauh dari sempurna, apa yang aku lakukan masih jauh dari kehendak Tuhan, masih banyak kisah yang tak perlu aku ukir, namun aku ukir, banyak kisah yang tak perlu menorehkan langkah hidupku, namun aku torehi dalam lembaran hidupku dan mungkin tak perlu lagi diingat. Namun satu hal yang patut aku syukuri adalah bahwa Tuhan selalu peduli dengan aku lewat rahmatNya dan orang-orang yang selalu ada buat aku secara fisik maupun spiritual, lewat cinta dan juga koreksi. Rahmat Tuhan itu menguatkan aku dalam iman dan bagaimana menghidupi iman itu, bagaimana memahami dan mengerti serta bersykur untuk rahmatNya. Dan orang-orang di sekitarku dan selalu ada di hatiku, mereka yang selalu ada lewat doa, dukungan dan cinta, mengajarkan aku bagaimana ‘berpetualang’ dan membagikan kasih Tuhan dan juga bagaimana menjadikan diri kita ekaristi yang hidup, membagikan kasih dan cinta kepada orang lain.
Beberapa waktu lalu, aku mempunyai suatu ketakutan yang amat sangat akan kematian, dan saat ini, ketika saya masih mengalami kasih Tuhan lewat usia ini, aku bersyukur atas karunia ini, karena hadiah terindah bagiku adalah kehidupan, dengan kehidupan, kita bisa bebuat sesuatu buat Tuhan dan sesama. Selain itu, Tuhan menumbuhkan dalam diriku iman yang semakin bertumbuh, pengampunan yang indah serta rahmat yang selalu memberi aku kekuatan unutk bertumbuh. Dengan melihat begitu besarnya kasih Bapa ini, tiada hal lain yang patut aku berikan dan naikan buat semuanya selalin SYUKUR.
Satu tahun berlalu, banyak hal yang patut aku syukuri. Aku patut bersyukur kepada Tuhan karena pengalamanku berada di sini Mongolia. Aku mengalami arti dan makna kehidupan, kemiskinan, dan bagiaman melayani orang lain. Bagaimana membagi kasih dan menerima kasih, bagimana mengalami pergulatan dan pergumulan hidup di sini. Aku bersyukur dengan pengalaman dinamisme gereja dan pertumbuhan gereja di tanah misi. Aku beryukur buat papa (yang telah pergi untuk selamanya tapi meninggalkan sejuta pelajaran buat aku untuk menghadapi kehdupan ini. I love you dad). Buat mama yang tersayang yang selalu ada bersama aku. I love you mom. Aku juga bersyukur buat kedua kakaku, dua saudariku, dan dua adikku. Aku sayang dengan kalian semua. Aku bersykur juga buat sama saudarku Salesian baik di Indonesia maupun di Mongolia, yang telah dan selalu mengajarkan aku unutk lebih mengerti dan mendalami semangat kita: Da Mihi Animas Cetera Tolle. Aku juga bersyukur buat orang-orang yang aku temukan tahun ini: banyak umat di sini Mongolia, banyak kaum muda, anak-anakku yang sedang berjalan menuju masa depan yang baik. Buat siswa-siswiku, buat Arivianti. Ma kasih banyak uda mengajarkan aku arti kejujuran dan arti memberi dengan hati, ma kasih untk semua doa-doamu. I love you. Ma kasih untuk semuanya. Aku juga mengenang sahabat, teman, dan mereka yang aku temukan di masa lalu hidupku: sahabat dan saudariku Sondang Maria, I love you my friend and sister, katekumenku yang sekarang telah di baptis (Ivan, Denny, Patris, Amiang, dll : be faithful in your Christian vocation. All of you always in my prayer. I love you all). Ma kasih uda mengajarkan aku banyak hal, ma kasih unutk semua doa-doa kalian semua. Untk semua kesalahanku lewat kata-kata, tindakanku kadang menyakitkan, saya minta maaf yang sebesar2nya. Maafin aku.
Dan untuk kalian semua aku selalu mengharapkan doa-doa kalian, doakan aku di dalam doa-doa pribadimu, kalian semua juga selalu ada dalam doa-doaku. Akhirnya untuk mengakhiri refleksiku, aku ingin menitipkan kepadamu semua satu lagu yang sangat aku sukai yang dinyanyikan oleh Samuel
JALAN TUHAN
Ada waktu di hidupku, pencobaan berat menerpa,
aku berseru mengapa ya Tuhan, nyatakan kehendakMu
Jalan Tuhan bukan jalanku,
dalam bimbang tanpaku ragu,
nantikan Tuhan jadikan semua,
indah pada waktunya
Pada Tuhan masa depanku,
pada Tuhan ku s’rahkan hidupku,
Nantikan Tuhan berkarya
Indah pada waktunya
Hari esok tiada ku tahu, namun tetap langkahku maju
Kuyakin Tuhan jadikah semua,
Indah pada waktunya
(back to: Pada Tuhan masa depanku….)


Kadang kita takut menghadapi masa depan kita karena tantangan yang ada di hidup kita. namun jika kita serahkan semuanya kepada Tuhan, Ia akan membuat semuanya indah pada waktunya. Mari kita serahkan masa depan dan hidup kita, dan biarkan kehendak Tuhan yang terlaksan karena semanjak dalam rahim ibu, Ia telah menetapkan hidup dan masa depan kita, Ia telah malukiskan namaku, namamu, nama kita semua di telapak TanganNya dan dia akan memagarinya dengan tembok yang kokoh agar kita selalu berjalan dalam kehendakNya. Tuhan ajari kami semua unutk masuk dalam kehendakMu.

Dengan penuh rasa syukur diiringi doa-doaku unutkmu semua
Arnold. Pattyona, SDB.

Wednesday, September 16, 2009

KEBAIKAN



Saya ingin membagi refleksi saya ini yang selama ini terus mengiang di otak dan batinku. Aku ingin berbagi refleksi tentang KEBAIKAN. Saya percaya setiap dari kita pernah bahkan sering atau tiap hari mengalami kebaikan, dan kita juga sering atau tiap hari memberi kebaikan.


Dua minggu yang lalu, saya bersama dengan dengan pastor Ekonomer komunitas pergi ke Ulaanbaatar (Ibu kota Mongolia). Kami dari Amgalan, sekitar 30 menit dari kota. Di tengah jalan, ada seorang bapak tua menahan mobil kami, dan kami berhenti, dia menumpang mobil kami. Dalam perjalanan kami banyak bercerita dengan ‘tamu’ kami ini dan dia sangat ramah walaupun kami orang asing dan bahasa Mongolia kami yang pas-pasan. Setelah tiba di salah satu terminal bus, dia meminta untuk turun, dan setelah turun, sang bapa – seperti lazimnya kita – mengucapkan terima kasih. Namun menarik bahwa sang bapa itu mengucapkan kepada kami “Tanart, baertlalaa bas zoong Naslaraai” (untuk kalian, terima kasih dan tolong umur kalian mencapai 100 tahun).
Kalimat ini membuat aku berpikir dan berefleksi. Seonggok pertanyaan melintas di otakku. Namun yang paling dominan yang ingin saya shaerkan di sini adalah: Mengapa sang bapa mengharapkan agar kami berusia sampai 100 tahun?. Bukankah di zaman kita ini, yang kata orang zaman makin edan ini jarang dan bahkan belum ada seorangpun sampai detik ini mencapai usia 100 tahun karena mungkin pengaruh bahan-bahan kimia dan cepat saji. Apakah yang diinginkan oleh sang bapa? Apakah dia ingin menumpang mobil kami lagi? Tidak!! Mungkin ini yang pertama dan terakhir kalinya dia menumpang mobil kami, apakah dia ingin agar dia dapat menghemat biaya angkot? Tidak!! Karena mungkin dia kaya berpenampilan sederhana. Dalam refleksi saya, sang bapa menginginkan agar kebaikan itu tetap ada, tetap lestari, tetap abadi. Dia menginginkan agar usia sampai 100 tahun yang memang sangat mustahil di zaman ini, agar kebaikan itu dialami dan dirasakan serta dibagikan lagi kepada orang lain agar mereka pun mengalami kebaikan yang sama atau bahkan lebih, agar kebaikan itu berdampak, berdaya kuat dan mampu mengikis keangkuhan dunia. Kebaikan mempunyai kekuatan untuk menerobos bahkan menghancurkan tembok keegoisan.
Di tengah dunia yang semakin edan ini, yang dipenuhi dengan egoisme, keangkuhan dan individualisme ini, sang bapa dan sekian banyak orang di luar sana termasuk saya dansaudara/i yang sedang membaca refleksi saya ini mengharapkan agar kebaikan itu ada, lestari dan dibagikan serta dialami. Setiap orang bahkan – dalam terminology filosofis dan moralitas – mendambakan apa yang disebut bonum commune – kebaikan umum, kebaikan yang membuat kita sama-sama merasakan dan mengatur setiap hidup kita. kebaikan yang membuat kita bebas dan mampu mengaktualisasikan diri kita dan menjadikan diri kita semakin bermakna dan bermartabat.
Kadang banyak orang melakukan hal-hal besar demi sesuatu yang kita sebut KEBAIKAN. Namun sebenarnya melalui suatu tindakan kecil, tindakan yang mungkin ‘murahan’, namun mempunyai daya, sangat nyaring gemanya dan mempunyai daya kuat untuk merubah dunia, merubah orang, merubah diri kita. Tindakan kecil seperti itu kadang memberikan kebahagian dan ketentraman hati. Saya mempunyai sifat yang kurang sabar dan cepat marah, namun ketika saya marah, seorang anak (sekarang kelas 3 STM) selalu mengatakan: frat, saya ingin frater tinggal bersama kami lebih lama. Jangan terus marah….kalimat itu terus diulanginya setiap kali aku marah dan kalimat itu mampu merubah saya unutk menjadi lebih sabar. Seorang anak berusia 18 tahun mempunyai daya bijak yang kuat yang mampu merubah aku, mampu membuat aku berefleksi. Kebaikannya lewat kata-kata yang sederhana mempunyai daya yang kuat untuk merubah aku daripada lembaran teori dari buku-buku psikologi yang pernah aku baca. Kebaikan melalui hal-hal kecil mampu merubah dunia.
Kebaikan dan perubahan dapat lestari dan dapat dialami oleh banyak orang kalau kita mampu menjadi pelaku kebaikan. Kalau kita mampu menjadi saksi kebaikan itu. Tidak sulit menjadi pelaku kebaikan. Setiap hari kita dihadapakan pada situasi di mana kebaikan itu dapat merubah dunia, LAKUKAN YANG TERBAIK DARI KITA MELALUI HAL-HAL KECIL DAN BIARKAN ORANG LAIN MENGALAMINYA….dan aku yakin akan banyak orang setelah mengalami kebaikan akan berkata kepadamu “Semoga umurmu sampai 100 tahun.

Tuesday, September 15, 2009

MENUJU HABITUS BARU BERSAMA YESUS


Kadang saya berpikir untuk merubah dunia
Namun kenyataanya dunia tidak berubah
Lalu…. aku berpikir untuk merubah keluargaku
Tapi semuanya menjadi sia-sia
Dan terbesit dalam pikiranku untuk merubah komunitasku
Tapi sungguh jauh dari harapanku
Akhirnya….sebelum aku meninggal aku berpikir
Alangkah baiknya aku merubah diriku terlebih dahulu

Memang kadang aku berpikir, betapa berharga dan mulianya jika aku mampu merubah dunia ini, namun aku lupa meneropong ke kedalam hati dan diriku. Tak dapat diingkari bahwa setiap manusia memiliki kekurangan dan kelebihan, dan semuanya menujukan bahwa manusia sebenarnya terbatas dan tidak sempurna. Setiap dari kita tidak pernah lepas dari egoisme, kesombongan, keputusasaan, namun betapa berartinya ketika orang berusaha untuk keluar dari hal-hal tersebut dan menuju pada pola hidup baru yang lebih bernilai dan berharga.
Menuju habitus baru menuntut suatu pengorbanan untuk meninggalkan hal-hal negatif dan lebih penting lagi adalah mengandalkan Yesus dalam hidup kristiani. Dalam relasi dengan sesama, diperlukan suatu sikap postive thinking, sebab setiap orang dalam melakoni kehidupan ini memainkan instrumennya masing-masing, memainkan not-not, dan akhirnya membentuk suatu orkestra yang indah dengan Yesus sendiri sebagai dirigen utama. Dialah yang mengajari kita bagaimana memainkan instrumen-instrumen tersebut dan bagaimana instrumen itu dapat dinikmati oleh orang lain.
Untuk membangun suatu habitus baru bersama Yesus, marilah kita bersandar pada Firman-Nya “Di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa”. Yesus mau mengingatkan saya dan anda bahwa dengan kekuatan sendiri kita tidak dapat berlangkah dengan baik. Mungkin kita hanya berjalan di tempat atau bahkan mundur. Dengan mengandalkan kekuatan dan kemanusiaan kita saja tanpa mengandalkan Dia justeru bisa mengarahkan kita pada kehancuran, sebab mungkin saja jalan kita menjadi gelap, dan akhirnya kita pun terjerembab dan jatuh. Dengan mengandalkan Dia dalam setiap realitas kehidupan ini, Dia akan menerangi jalan dan langkah kita, sebab Dia sendiri tidak dapat mengingkari cinta dan janji-Nya kepada manusia untuk selalu menyertai hingga akhir zaman. Problemnya adalah apakah kita mampu membuka diri bagi janjai-Nya itu?
Jika demikian, kita akan bertanya mengapa harus mengandalkan Dia sedangkan kita sendiri diberikan kebebasan? Untuk pertanyaan tersebut, saya melanjutkan refleksi saya dengan mengetengahkan kisah Pokok Anggur. Setiap orang Kristen percaya bahwa Yesus sendiri menjadi pokok anggur dan kitalah ranting-ranting-Nya. Sebagai ranting, kita memperoleh kehidupan dari pokok anggur tersebut, maka dengan melepaskan diri dari pokok maka justeru kita akan layu, kering dan akhirnya mati. Dengan demikian mengandalkan Yesus sungguh sangat logis sebab tanpa Dia semuanya menjadi tidak berarti dan lebih penting lagi adalah bahwa dalam Dia ada kehidupan dan kehidupan itu berbuah dalam kasih-Nya.
Maka untuk menuju habitus baru, untuk merubah dunia, kita harus berani menanggalkan manusia lama, dan menatap ke cahaya yang ada di depan. Semuanya menjadi mungkin jika pertama-tama kita mampu menjadikan Yesus sebagai model kita dalam merubah diri, dan dengan demikian dunia akan turut berubah pula. Dan dari kita dituntut komitmen yang kuat untuk melakukan semuanya!!!. Dunia berubah karena aku berubah pula dalam naman-Nya.

Monday, September 14, 2009

TITIP RINDU BUATMU

Waktu berlalu dalam peredaran, deru bising kehidupan memecah keheningan hidupku, langkah kaki kadang gontai dan sepoi-sepoi angin menghembus menembus pori-pori…..namun pekatnya malam menghantar aku pada pembaringan, pada peraduan, pada muara kesunyian.
Malam semakin larut,namun mata tak terpejam…terus terjaga seolah mentari masih bersinar terang. Aku lelah dalam kantuk, tapi mata tak mampu terpejam…malam seolah tak bersahabat denganku,tak mau menunjukan keakrabannya…aku kesal…kubawa seonggok perasaanku pada kebuntuan dan kebisuan….
Namun dalam kehiningan malam itu…wajahmu memecah…wajahmu terlintas,terpatri dan terukir abadi…engkau sodorkan senyum manismu…senyum yang terburai dari bibir seksimu,dan rambut hitam yang terurai kemilau membangunkan kantukku….aku bahagia….dirimu menghampiriku…dirimu bersamaku…dirimu memenuhi relung hatiku….
Bersama sepoi angin malam, dalam deru gemuru ombak, dan alunan melodi, kubisikan rinduku, kutitipkan manjaku, kutitipkan cintaku,kutitipkan rinduku. Aku sayang, aku mencintaimu, menyanyangimu. Oh angin malamku,oh deru gelombang pembawa cintaku…bangunkan dia, katakan padanya, aku rindu, aku sayang, aku memburunya….oh rembulan,bawalah dia terbang….bawalah aku dalam tatapanmu…satukanlah kami dalam cinta,….buatalah kami mengalami kasih dan kemaduan serta kemesraan cinta….oh malam, bisikan pada telingganya, aku tetap mencintaimu……

Dalam pekat dan dinginnya malam
September 2009.

HIDUP MEREKA MEMBUATKU TERGERAK


Kami para SDB (Salesian) yang berkarya di Mongolia, mempunyai satu rumah untuk anak-anak jalanan. Merka datang dari berbagai latar belakang dan hidup mereka. Pada tulisan kali ini saya ingin mengetengahkan sedikit profil mereka.
1. Otgontsitsik
Dia adalah anak perempuan tertua dalam keluarga. Dia mempunyai dua saudara tapi yang tertua meninggal karena minum minuman keras dan jatuh di tengah salju yang dingin (saat itu kurang lebih minus 40 derjat – sangat dingin). Dia meninggal saat usia 25 tahun. Saudaranya yang kedua, saat ini berusia 24 tahun tapi tanpa kerja, tanpa pendidikan, dan selalu mabuk. Sedangkan ibunya hanya seorang tukang sol sepatu di pasar dengan penghasilan tidak menentu,kadang hanya 1.000 Tugrik (kurang lebih Rp. 10.000) tapi dengan 1.000 Tugrik, tidak dapat membeli sesuatu selain untuk ongkos bus, tanpa membeli sekilo beras pun. Untuk memenuhi kekrangan untuk dapat mendapatkan satu bungkus roti,kadang ibunya mengais rejeki lewat sampah,mengumpulkan barang bekas dan menjualnya. Namun pada musim dingin, aktivitas ini jarang dilakukan karena dingin dan juga ibunya mempunyai masalah dengan kakinya,tidak berjalan normal dan mempunyai sakit jantung. Dia (Otgontsitsik) jugamempunyai dua adik laki-laki, dan dua-duanya tinggal di rumah salesian di Savio Children’s Home. Ayahnya bercerai dengan ibunya semenjak dia masih berusia 10 tahun. Setelah perceraian ayah dan ibunya, hidup mereka mulai menjadi sangat sulit dan pertengkaran selalu mewarnai keluarga mereka. Pada usia 12 tahun, dia memutuskan untuk keluar dari rumah dan tinggal bersama teman-temannya, tapi dia bukan menyongsong masa depan, tetapi menjauhkan dia dari masa depannya. Akhirnya pada usia 14 tahun, dia bertemu dengan ‘social worker’ dari Savio Centre dan menceritakan seluruh masa lalu dan hidupnya, serta niatnya untk melanjutkan sekolah,mempunyai masa depan yang baik dan pekerjaan yang layak. Akhirnya, pada usia 14 tahun dia masuk Savio Children’s Home dan sekarang setelah 4 hampir 5 tahun tinggal di centre, dia bahagia dan berada di kelas III sekolah teknik Don Bosco program jahit industry. Ketika saya menanyakan rencana hidupnya setelah tamat STM, dia mengatakan bahwa dia ingin kerja dulu lalu kalau ada uang, dia ingin melanjutkan kuliah, tapi bagi dia sangat sulit karena biaya hidup. Apakah anda peduli dengan masa depan dia…..seorang wanita yang sedang menyongsong masa depan namun terbentur berbagai persoalan hidup ekonomi?? Sekarang dia sedang mempersiapkan dirinya untuk pembaptisan pada paskah tahun depan (2010).

Thursday, July 23, 2009

KEMATIAN.....

Dalam hidup ini, hanya ada dua hal yang pasti yaitu Kelahiran dan Kematian. Kelahiran adalah awal dari kehidupan di alam kefanaan ini dan kelahiran selalu ditandai dengan sukacita oleh keluarga dan orang-orang di sekitarnya, namun ada tangisan dari sang bayi. Tangisan keterasingan dengan dunia barunya, tangisan ketergantungan, tangisan bebas dari selaput ikatan sang ibu, tangisan kebebasannya.....sang bayi masuk ke dalam dunia di mana kematian menuggunya dan dia memulai suatu perziarahan menuju ke kematian itu sendiri.

Ketika kita merayakan ulang tahun, kita bernyanyi "panjang umurnya" itulah ironi, bukankah itu opium? penghiburan? bukankan setiap hari kita berjalan menuju ke kamatian...berjalan menuju keketuaan??dan juga kita sedang berjalan menuju suatu dunia yang disebut dunia kekekalan??Bukankah sedang menyongsong kegelapan dan cahaya baru, tetapi sekaligus  sebagai langkah menuju ke kesudahan sementara dan akan diteruskan pada suatu dunia yang tidak dikenal tapi ada dalam bayangan religiositas? Kematian ditandai dengan kekakuan dari manusia yang berlalu, ketenangan, memory dan duka cita yang mendalam bagi yang ditinggalkannya. Satu dunia baru dimasuki dan kefanaan ditinggalkan semantara kebakaan disongsong.

Namun mengapa kematian itu menakutkan bahkan orang rela memperpanjang kehidupan da enggan untuk mati? Mungkinkah karena realitas nerakan yang menakutkan? Atau api penyucian yang menjadi tempat pemurnian dan bahkan menjadi penghalang semantara untuk bertemu dengan sang khalik? Atau karena surga telah dipenuhi dengan para kudus sehingga takut kehilangan tempat? Namun atas pertanyaan terakhir, kaum beriman akan menjawab "Di rumah Bapaku tersedia banyak tempat"  mungkin sebuah pembenaran biblikal. 

Semua pertanyaan di atas akan menjadi teratasi dan terjawab dengan baik apabila kita melemparkan diri kita pada Tuhan. Dengan melemparkan diri kita pada Tuhan, ktia membuka hati buat Tuhan, buat pimpinanNya, buat tuntunanNya. Dengan melemparkan diri pada Tuhan, kita membiarkan diri kita dipegang oleh DIA.

Kematian memang tidak pasti kapan datangnya, tidak ada yang tahu haya Tuhan yang tahu. Dia datang bagai pencuri, namun jika melihat janji Yesus ketakutan pasti teratasi dan terabaikan dan hati kita siap menyongsongnya. Banyak sarana yang disiapkan: sakramen-sakramen dalam gereja terbuka bagi mereka yang beriman dan percaya...dengan demikian ketika maut itu datang, kita didapatinya siap dan berkata seperti St. Fransiskus Asisi: Selamat datang saudara maut....maut dan kematian disongsong dengan gembira bagi mereka yang benar-benar siap.....

GBU all 

Wednesday, July 01, 2009

Menghargai yang Ada

1 Tesalonika 5:18

Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.

Kisah Inspiratif

Ali Facid mempunyai sebidang tanah yang kecil. Suatu hari seorang bijaksana datang dan berkata kepadanya, "Ada batu berharga yang disebut berlian. Jika kamu bisa mendapat satu berlian, kamu akan menjadi orang kaya." Karena terobsesi cerita itu, Ali Facid tidak bisa tidur, Kemudian ia menjual ladangnya dan pergi ke tempat jauh untuk mencari batu itu. Berbulan-bulan telah berlalu. Uangnya makin menipis tetapi ia belum menemukan batu itu. Karena putus asa dan malu, ia pun terjun ke jurang di Teluk Barcelona.
Sementara orang yang membeli ladang Ali Facid menemukan satu batu aneh ketika sedang mengolah tanahnya. Orang bijaksana yang menceritakan tentang berlian kepada Ali Facid pun datang dan melihat batu itu. Ia mengatakan bahwa batu itu adalah berlian. Ali Facid menjual ladangnya dan berburu berlian yang ternyata tertimbun di ladangnya.
Orang yang tidak puas sering tidak menghargai apa yang ada padanya dan memandang rumput tetangga lebih hijau. Ia iri dengan kelebihan orang lain padahal sesunguhnya Tuhan sudah menaruh berlian di "ladang" kita masing-masing. Yang perlu kita lakukan hanyalah mengucap syukur dan berusaha mengolah ladang kita sebaik mungkin untuk menemukan "berlian-berlian" kita.
Ada berlian di dalam diri kita. Daripada menghabiskan waktu untuk menangisi kelemahan, lebih baik kita menggali dan mengasah berlian di dalam diri kita.
Setiap orang punya berlian di hatinya dan modal utama untuk menggalinya adalah hati yang penuh syukur.

Semangkuk Bakmi

Pada malam itu Ana bertengkar dengan ibunya. Karena sangat marah, Ana segera meninggalkan rumah tanpa membawa apapun. Saat berjalan di suatu jalan, ia baru menyadari bahwa ia sama sekali tidak membawa uang.. Saat menyusuri sebuah jalan, ia melewati sebuah kedai bakmi dan ia mencium harumnya aroma masakan. Ia ingin sekali memesan semangkuk bakmi, tetapi ia tidak mempunyai uang. Pemilik kedai melihat Ana berdiri cukup lama di depan kedainya, lalu berkata, "Nona, apakah engkau ingin memesan semangkuk bakmi?" "Ya, tetapi, aku tidak membawa uang." jawab Ana dengan malu-malu "Tidak apa-apa, aku akan mentraktirmu. " jawab si pemilik kedai, "Silahkan duduk, aku akan memasakkan bakmi untukmu". Tidak lama kemudian, pemilik kedai itu mengantarkan semangkuk bakmi. Ana segera makan beberapa suap, kemudian air matanya mulai berlinang. " Ada apa, nona?" tanya si pemilik kedai.. "Tidak apa-apa. Aku hanya terharu jawab Ana sambil mengeringkan air matanya. "Bahkan seorang yang baru kukenal pun memberi aku semangkuk bakmi!, tetapi, ibuku sendiri, setelah bertengkar denganku, mengusirku dari rumah dan mengatakan kepadaku agar jangan kembali lagi ke rumah. Kau, seorang yang baru kukenal, tetapi begitu peduli denganku dibandingkan dengan ibu kandungku sendiri." katanya kepada pemilik kedai.
Pemilik kedai itu setelah mendengar perkataan Ana, menarik nafas panjang dan berkata "Nona mengapa kau berpikir seperti itu? Renungkanlah hal ini, aku hanya memberimu semangkuk bakmi dan kau begitu terharu. Ibumu telah memasak bakmi dan nasi untukmu saat kau kecil sampai saat ini, mengapa kau tidak berterima kasih kepadanya? Dan kau malah bertengkar dengannya."
Ana terhenyak mendengar hal tersebut. "Mengapa aku tidak berpikir tentang hal tersebut? Untuk semangkuk bakmi dari orang yang baru kukenal, aku begitu berterima kasih, tetapi kepada ibuku yang memasak untukku selama bertahun-tahun, aku bahkan tidak memperlihatkan kepedulianku kepadanya.. Dan hanya karena persoalan sepele, aku bertengkar dengannya.Ana segera menghabiskan bakminya, lalu ia menguatkan dirinya untuk segera pulang ke rumahnya.
Saat berjalan ke rumah, ia memikirkan kata-kata yang harus diucapkan kepada ibunya. Begitu sampai di ambang pintu rumah, ia melihat ibunya dengan wajah letih dan cemas. Ketika bertemu dengan Ana, kalimat pertama yang keluar dari mulutnya adalah: "Ana, kau sudah pulang, cepat masuklah, aku telah menyiapkan makan malam dan makanlah dahulu sebelum kau tidur, makanan akan menjadi dingin jika kau tidak memakannya sekarang".. Pada saat itu Ana tidak dapat menahan tangisnya dan ia menangis di hadapan ibunya. Sekali waktu, kita mungkin akan sangat berterima kasih kepada orang lain di sekitar kita untuk suatu pertolongan kecil yang diberikan kepada kita. Tetapi kepada orang yang sangat dekat dengan kita (keluarga), khususnya orang tua kita, kita harus ingat bahwa kita berterima kasih kepada mereka seumur hidup kita.
RENUNGANKAN: BAGAIMANA PUN KITA TIDAK BOLEH MELUPAKAN JASA ORANG TUA KITA. SERINGKALI KITA MENGANGGAP PENGORBANAN MEREKA MERUPAKAN SUATU PROSES ALAMI YANG BIASA SAJA, TETAPI KASIH DAN KEPEDULIAN ORANG TUA KITA ADALAH HADIAH PALING BERHARGA YANG DIBERIKAN KEPADA KITA SEJAK KITA LAHIR.. PIKIRKANLAH HAL ITU APAKAH KITA MAU MENGHARGAI PENGORBANAN TANPA SYARAT DARI ORANG TUA KITA? HAI ANAK-ANAK, TAAT DAN HORMATILAH ORANG TUAMU DALAM KESEHARIANMU, KARENA ITULAH HAL YANG TERINDAH DIMATA TUHAN.

Sunday, June 28, 2009

TUHAN ENGKAU MENGENAL AKU

Ketika sejuta asa dan hasrat menerpa dan mengehempas jiwa, aku terbawa gelombang masa laluku, masa nan kelam dan amat sangat kelam, hidup tak menentu terbawa kenikmatan dunia yang sesaat...sangat sesaat tapi membawa dampak hingga kini...langkahku gontai, tak terarah dan saat laknat menghiasi jalan dan lorong kehidupanku, dan saat aku merasakan terjerembab jatuh tak berdaya, nyaris tak ada harapan untuk bangkit lagi.....Dia datang menjamahku....

Aku teringat hampir dua tahun tidak pernah menginjakan kakiku di gereja, tidak pernah mendengar kotbah para 'ahli' Kitab Suci, tidak menerima Kristus dalam ekaristi...hdiupku hanya bersenang-senang, bersama sahabat-sahabat gadungan yang membahagiakan......aku bahagia dengan kedagingan ini,namun merana dalam jiwa....jiwa haus, ya benar-benar haus...tak terpuaskan oleh segala apa yang aku nikmati....sedih.....dan menyedihkan....

Aku merasa ga pantas lagi untuk menghampiri taktah suciNya....namun, dia mengangkat aku dari jurang yang dalam, dari tubir yang amat kelam dan membawa aku ke jalanNYA. Ia membimbing aku ke muara kasihNya yang abadi, kesumber cinta yang sempurna yang selama ini aku terlelap dalam cinta yang sementara....Ia menghanatar aku unutk mengerti Agape dan menelanjangi ke erosan ku......Ia menerima aku kembali sebagai anakNya bukan sebagai hamba....Dia tidak menghakimi aku, Dia memeluk aku.....

Tuhan Engkau mengenal aku bahkan semenjak dalam rahim ibuku, Engkau telah menetapkan masa depanku, engkau telah membentuk dan menentukan rencana yang indah buat aku....Engkau memanggil aku dengan namaku dan membimbing aku untuk masuk dalam rencanamu....bahkan ketika aku berada di jalan yang salah, rahmatMu selalu melimpah dan membawa aku kembali.....Engkau tidak memperhitungkan semua kekelamanku, semua laknatku Engkau singkirkan, Engkau mengingatkan aku bahwa aku adalah ppribadi yang berharga di mataMu....Engkau berkenan melayakan diriku dan menyeka debu dan laknat dari diri dan hatiku...dan membuat aku menjadi putih bagaikan salju......

ENgkau tidak membatalkan rencana dan masa depan yang telah engkau tetapkan sejak dari rahim ibuku, Engkau tetap mengingatkan aku bahwa namaku telah terlukis di telapak tanganMu dan itu termetari kekal.....terima kasih Tuhan untuk saat ini....saat saya menyadari cintaMu yang indah dan tulus......Terima kasih Tuhan, Engkau membawa aku ke jalanMu....

Rumah retret Canossa, Senin 18 Juli 2005.....

Pkl. 11.15 - 12.00

DARI TUBIR LAUT

Hari ini aku mengalami benar lagu "Sejauh Timur dari Barat" sebuah lagu yang sangat usang dan sangat populer dan kini bisa dinyanyikan oleh umat Kristiani tanpa menggunakan teks...aku suka dengan lagu itu, dan kadang aku menyanyikannya, namun tanpa aku menghayati dan menyadari betapa dasyatnya lagu ini.....
Hari ini aku mengadakan pengakuan dosa2ku, dan sebagai penitensiku, aku diminta untuk duduk di depan sakramen maha kudus. Aku duduk berdiam sendirian di kapel kami...aku ingin berdoa dan bersykur buat rahmat pengampunan yang Tuhan berikan kepadaku, namun ketika di tengah doaku, aku seolah-olah diminta untuk berhenti,...dan aku berhenti...beridiam....dan suara hatiku berkata " Kembalilah ke jalanKu anakKu, penuh komitmen dan kesetiaan, kembalilah.....kini engkau berada di jalanKu, janganlah menyimpang....janganlah melukai aku lagi....aaku telah mengangkat engkau dari lembah yang dalam, dari tubir laut, ku bawa engkau ke jalanKu.....aku bersamamu dan rahmatKu cukup untukmu, rahmatku berlimpah....bekerja samalah dengan rahmat itu....walaupun dosamu merah laksana kirmisi, aku akan menjadikannya putih laksana salu...aku bersammu selalu dan hiduplah dalam pertobatan yang terus menerus....
Aku terdiam dan bersykur buat pengalaman hari ini....pengalaman pertobatan dan mengalami benar pengampunan Tuhan.....indah.....Thanks God for your mercy upon me....Guide me in your way so that I will always happy and united with You.....

Friday, June 26, 2009

SEMUA INGIN DI SAYANG

Siapapun ingin disayangi...dicintai. Dan saya yakin, jarang ada yang punya cita-cita ingin dibenci dan tidak disukai orang.Tapi... Kita mungkin sekali-dua kali pernah melakukan hal-hal seperti yang disebutkan di sini. Entah itu karena sengaja ataupun tidak.Nah, kalau ada waktu untuk merenung, ini mungkin bisa jadi salah satu bahan pemikiran untuk mengevaluasi apa yang telah lakukan terhadap orang lain, selama ini. Dan mulai menghitung sudah berapa banyak "perolehan" musuh kita akibat melakukan hal-hal seperti :
1. M E N G E L U H
Mengeluh itu seperti membuang sampah. Sampah kekecewaan, sampah kekhawatiran, sampah kesusahan, dsb. Namun sayang tidak semua orang mau dijadikan keranjang sampah. Cobalah untuk berhenti mengeluh. Kalau tidak tahan untuk memuntahkan uneg-uneg, temuilah orang yang tepat. Orang itu bisa saja yang membuat kesal, dengan mengkomunikasikan penyebab keksalan itu, bisa juga orang yang akan menunjukkan jalan keluar.
2. TIDAK TAHU DIRI
Diberi hati minta jantung, mungkin ungkapan yang paling tepat untuk orang seperti ini. Kalau dibantu sekali saja oleh orang lain, suka keterusan bergantung kepada bantuannya. Dan ini bisa membuat orang kesal. Hendaknya kita berusaha bertenggang rasa dengan sering-sering bertanya pada diri sendiri : "Seandainya aku jadi dia, bagaimana perasanku ?"
3. OMONG BESAR
Orang yang suka omong besar biasanya punya cerita atau ide yang kedengarannya WAH, suka ngobral janji yang muluk-muluk, suka menceritakan pengalaman pribadinya yang spektakuler, suka membanggakan kehebatan-kehebatannya, dsb. Untuk sementara bisa saja orang lain terbius dan menganggapnya sebagai kebenaran. namun lama-kelamaan orang bisa menilai. Kalau omong besar disertai fakta tentu orang bisa kagum. Tapi kalau tong kosong nyaring bunyinya, kuping siapa yang mau tahan mendengar ?
4. MENJELEKKAN ORANG LAIN
Melakukan ini memang kadang-kadang bisa membuat obrolan jadi seru, apalagi kalau lawan bicara punya hobby ngerumpi atau ngegosip. Tapi menyukai gosip tidak berarti menyukai tukang gosipnya. Lagipula tidak semua orang senang mendengarkan cerita-cerita miring mengenai orang lain. Bahkan orang bisa berpikir : " Sekarang kamu menjelekkan dia. Mungkin nanti tiba giliranku jadi obyek gossipmu !"
5. E G O I S
Orang egois selalu berpusat pada dirinya sendiri. Dia lebih suka memikirkan atau membicarakan topik mengenai dirinya, kegiatannya, hobbynya, masalahnya, dsb. Dia kurang tertarik untuk mendengarkan, memperhatikan atau membantu orang lain. Akibatnya, orang egois cenderung merasa kesepian karena orang lain segan menjalin hubungan dengannya. Saatnya untuk berusaha mengalihkan perhatian tidak hanya kepada diri sendiri, tapi juga kepada orang lain. Bagaimanapun, untuk menjadi seorang pribadi yang utuh kita memerlukan orang lain.
6. P E L I T
Hemat pangkal kaya, namun pelit bisa jadi pangkal dijauhi orang. Orang pelit biasanya lebih suka dibagi daripada berbagi. Orang pelit bisa tega minta rokok temannya yang tinggal dua batang padahal di kantongnya masih ada sebungkus yang akan dinikmatinya sendiri. Padahal berbagi dengan orang lain tidak akan membuat kita miskin. Memulai dengan hal-hal kecil dulu adalah tepat untuk menghapus citra pribadi pelit di mata orang lain.
7. KERAS KEPALA
Memegang teguh pendirian atas hal-hal prinsipil itu bagus. Namun orang yang keras kepala biasanya suka ngotot untuk soal sepele, ribut untuk urusan yang tidak penting, debat untuk berebut pepesan kososng, tidak mau mendengar nasehat orang lain, merasa diri paling benar, haram untuk mengalah, tidak mau mengakui kesalahan, dsb. Apakah tidak sebaiknya tetaplah menjadi pribadi yang teguh dalam pendirian yang benar, namun fleksiblellah dalam urusan yang tidak prinsipil.
8. S O M B O N G
Orang yang sombong merasa dirinya superior dibandingkan orang lain. Itu tercermin dari kecenderungannya yang mudah mengkritik, mencela, dan menganggap remeh orang lain. Orang sombong juga biasanya suka pamer, bergaya ekslusif dan memilih-milih dalam bergaul. Orang tidak pernah tertarik dengan orang yang sombong. Justru kerendahan hatilah yang dianggap sebagai salah satu sifat mulia yang disukai orang lain.
9. S E N S I T I F
Ini bukan merek alat tes kehamilan yang populer 'tu lho ! Orang yang sensitif sebetulnya memasang pagar pemisah dengan orang lain. Perasaanya mudah tersinggung, dan hatinya mudah terluka oleh ucapan atau sikap orang lain. Meskipun orang lain tidak bermaksud menyerang, namun orang yang sensitif biasanya langsung menanggapi sebagai serangan yang melukai hatinya. Akibatnya, orang lain cenderung menjauhi karena takut tanpa sengaja menyakitinya. Kalau mau jujur seringkali perasaan tersinggung itu hanya reaksi perasaan sendiri yang salah.
10. B O H O N G
Orang yang hobby bohong biasanya bisa menghasilkan kebohongan spontan, kreatif dan tampak wajar, bahkan meyakinkan. Kebohongan kadang-kadang cukup efektif untuk menutupi kekurangan, untuk mencari alasan, untuk mengecoh orang lain atau untuk menghalalkan dosa. namun kalau sudah terbongkar, sulit untuk menghapus citra pembohong pada pikiran orang lain.Sesungguhnya orang yang sukses adalah orang yang mau terbuka pada kekurangan dirinya dan ada usaha untuk memperbaikinya.

DIMANAKAH LETAK KEBAHAGIAAN??

"Konon pada suatu waktu, Tuhan memanggil tiga malaikatnya.Sambil memperlihatkan sesuatu Tuhan berkata, “Ini namanya Kebahagiaan. Ini sangat bernilai sekali. Ini dicari dan diperlukan oleh manusia. Simpanlah di suatu tempat supaya manusia sendiri yang menemukannya.Jangan ditempat yang terlalu mudah sebab nanti kebahagiaan ini disia-siakan. Tetapi jangan pula di tempat yang terlalu susah sehingga tidak bisa ditemukan oleh manusia. Dan yang penting, letakkan kebahagiaan itu di tempat yang bersih”.Setelah mendapat perintah tersebut, turunlah ketiga malaikat itu langsung ke bumi untuk meletakkan kebahagiaan tersebut. Tetapi dimana meletakkannya? Malaikat pertama mengusulkan, “Letakan dipuncak gunung yang tinggi”.Tetapi para malaikat yang lain kurang setuju. Lalu malaikat kedua berkata, “Latakkan di dasar samudera”. Usul itupun kurang disepakati. Akhirnya malaikat ketiga membisikkan usulnya. Ketiga malaikat langsung sepakat. Malam itu juga ketika semua orang sedang tidur, ketiga malaikat itu meletakkan kebahagiaan di tempat yang dibisikkan tadi.Sejak hari itu kebahagiaan untuk manusia tersimpan rapi di tempat itu. Rupanya tempat itu cukup susah ditemukan. Dari hari ke hari, tahun ke tahun, kita terus mencari kebahagiaan. Kita semua ingin menemukan kebahagiaan. Kita ingin merasa bahagia. Tapi dimana mencarinya?Ada yang mencari kebahagiaan sambil berwisata ke gunung, ada yang mencari di pantai, Ada yang mencari ditempat yang sunyi, ada yang mencari ditempat yang ramai. Kita mencari rasa bahagia di sana-sini: di pertokoan, di restoran, ditempat ibadah, di kolam renang, di lapangan olah raga, di bioskop, di layar televisi, di kantor, dan lainnya.Ada pula yang mencari kebahagiaan dengan kerja keras, sebaliknya ada pula yang bermalas-malasan. Ada yang ingin merasa bahagia dengan mencari pacar, ada yang mencari gelar, ada yang menciptakan lagu, ada yang mengarang buku, dll.Pokoknya semua orang ingin menemukan kebahagiaan. Pernikahan misalnya, selalu dihubungkan dengan kebahagiaan. Orang seakan-akan beranggapan bahwa jika belum menikah berarti belum bahagia. Padahal semua orang juga tahu bahwa menikah tidaklah identik dengan bahagia.Juga kekayaan sering dihubungkan dengan kebahagiaan. Alangkah bahagianya kalu aku punya ini atau itu, pikir kita. Tetapi kemudian ketika kita sudah memilikinya, kita tahu bahwa benda tersebut tidak memberi kebahagiaan.Kita ingin menemukan kebahagiaan. Kebahagiaan itu diletakkan oleh tiga malaikat secara rapi. Dimana mereka meletakkannya? Bukan dipuncak gunung seperti diusulkan oleh malaikat pertama. Bukan didasar samudera seperti usulan malaikat kedua. Melainkan di tempat yang dibisikkan oleh malaikat ketiga.Dimanakah tempatnya???ada yang tahu???Tempatnya adalah di ” hati yang bersih”"

Monday, June 22, 2009

Tahun Para Imam

Bapa Suci Benediktus XVI telah menyatakan 19 Juni 2009 - 19 Juni 2010 sebagai “Tahun Para Imam.” Ini adalah saat yang istimewa bagi para imam serta umat sekalian untuk merenungkan dan menghayati bersama keagungan dan martabat Imamat. Tahun ini adalah peringatan hari ulang tahun yang ke-150 kematian Santo Yohanes Maria Vianney, seorang imam yang sederhana dan setia dalam pelayanannya sebagai imam Pengakuan Dosa. Paus Benediktus menggunakan kesempatan ini untuk menyatakan bahwa Tahun ini adalah khusus untuk mengenang misi dan tugas seorang imam. Sri Paus yang pertama memberi perhatian khusus kepada Santo Yohanes Maria itu adalah Sri Paus Pius X, yang kemudian dinyatakan santo oleh Gereja. Waktu dia masih di Vatikan, dia mempunyai patung besar santo tersebut di atas mejanya. Sri Paus Santo Pius X juga yang kemudian menyatakan secara resmi Yohanes Maria Vianney sebagai orang suci pada tahun 1905. Tapi seorang Sri Paus lagi, Pius XI yang akan menyatakan Santo Yohanes Maria Vianney sebagai Pelindung para Pastor Paroki.Suatu hal menarik adalah Paus Benediktus XVI, yang terkenal dengan kecerdasannya yang luar biasa, ingin memberi perhatian khusus kepada Santo Yohanes Maria Vianney, seorang imam yang hampir tidak jadi ditahbiskan karena nilai-nilainya yang kurang bagus di seminari! Pada tahun 1815, Vikjen Keuskupan akhirnya mengizinkannya untuk melanjutkan studi setelah bertanya kepada Rektor seminari, “Apakah Frater Vianney itu baik?” Rektornya menjawab, “Dia itu adalah teladan kebaikan dan kesucian!” Kemudian Vikjen berkata, “Biar dia ditahbiskan. Rahmat Tuhanlah yang akan melengkapi semua.” Pada saat Tahbisan Yohanes Vianney di tahun itu, Vikjen yang sama berkata, “Gereja membutuhkan bukan hanya imam-imam yang cerdas, tetapi lebih dari itu, yang suci.” Santo Yohanes Maria Vianney adalah teladan dan model kekudusan, maka semua Sri Paus di dalam sejarah selalu menunjukkannya sebagai teladan sejati bagi para imam. Dan secara khusus, baik Sri Paus Santo Pius X, yang pernah juga menjadi seorang Pastor Paroki, maupun Sri Paus Benediktus XVI, yang tidak pernah bertugas di Paroki sama sekali. Pada tahun 1817, Pastor Yohanes Vianney sebagai imam muda ditugaskan di Ars, sebuah desa kecil dengan umat sebanyak 230 orang. Dengan pengorbanan besar dan doa yang setia dia membawa umatnya jauh dari dosa dan lebih dekat kepada Tuhan! Dia mengutamakan pelayanan Sakramen Pengakuan Dosa dan kekudusannya serta kebijakannya dalam memberi nasehat sebagai Bapak Pengakuan akhirnya diketahui oleh makin banyak orang sehingga dia seringkali harus menghabiskan 18 jam setiap hari dalam pelayanan itu! Ars, desa kecil itu menjadi terkenal di seluruh Perancis dan kemudian di seluruh dunia karena kekudusan Pastornya. Kekudusan sebagai imam itulah yang Paus Benediktus ingin agar dihayati dan diteladani khusus pada Tahun Para Imam ini.Bukan kebetulan bahwa Bapak Suci menentukan tanggal 19 Juni sebagai Pembukaan Tahun Para Imam. Untuk tahun 2009 ini, secara liturgis Hari Raya Hati Yesus yang Mahakudus jatuh pas pada tanggal itu. Santo Yohanes Vianney berkata, “Imamat itu adalah Kasih Hati Kudus Yesus.” Jadi disini kita melihat hubungan yang erat antara Imamat, Hati Yesus yang Mahakudus dan Santo Yohanes Maria Vianney!Tema Tahun Para Imam, sesuai dengan keinginan Bapak Suci ialah: KESETIAAN KRISTUS, KESETIAN PARA IMAM. Dengan demikian, Kasih Kristus yang terus-menerus dan Kesetiaan-Nya pada semua janji-Nya, yang menjadi nyata di dalam Ekaristi, dan disalurkan melalui Imamat, juga menjadi suatu tantangan khusus bagi setiap imam untuk hidup sesuai dengan panggilan yang dia sudah terima. Tahun Para Imam adalah tantangan penuh Kasih untuk meneladani Santo Yohanes Maria Vianney, yang cintanya yang mendalam kepada Yesus itu terungkap dalam semangat dan kesetiaannya dalam panggilan sebagai imam.Sepanjang tahun di Keuskupan kita ini, kami para imam beserta Bapak Uskup, akan merenungkan bersama secara lebih mendalam panggilan yang kami masing-masing telah terima. Kami akan mempelajari kesaksian hidup yang suci Santo Yohanes Maria Vianney dan mencoba untuk mengikuti teladannya, doa, matiraga, kerendahan-hati dan semangat dalam melayani Yesus dan kalian, umat kami. Kami juga mohon doa dari kalian. Doakan kami menjadi kudus. Imam-imam yang kudus berarti umat yang kudus. Umat yang kudus berarti Paroki yang kudus. Umat Allah yang kudus berarti bangsa dan negara yang kudus! Semoga.