Tuesday, September 13, 2011

LAZINESS - Learn from David

Do you wish to know God? Read the BIBLE


The story of David and Beersheba: 

Some people might argue that, the main issue or topic or even moral lesson about SEX or LUST. However, the main moral issue here is more on – as I reflected on and related to what our professor on Historical Books mention – is LAZINESS. As a king, David supposed to go for war and lead his army to defend his kingdom but from morning until night, he just enjoyed his life by sleeping while his armies were fighting against the enemy. Beersheba was bathing in the pool after her menstruation period. In this time, it was not a normal bathing but special bathing which special for God, the bathing of purification, being holy again for God. David saw her and took her to his room, it means that David takes out or even forbade the purification ritual which a sacred ritual for God, he took her, and at the same time he took away God.
The lesson for me: LAZINESS CAN BE A CAUSE OF EVERY SINS. KEEP YOURSELF BUSY AND THE DEVIL WILL BE UPSET. Don Bosco said: I WILL REST, IF THE DEVIL REST. Thank you Lord. May I be always busy with your “heavenly business”. 

Friday, August 26, 2011

ROH KUDUS

Do wish to know God? Read the BIBLE


Hari ini kami mendengarkan sharing dari P. Clement Vaclac, superior Genaral untuk Misi Salesian. Dia mengsharingkan beberapa aktivitas seputar MISI di kongregasi SDB. Salah satu point yang disharingkan adalah tentang Project Europe. Yah, General Council ke 26 tahun 2008 memutuskan unutk memfokuskan misinya di Eropa. Tujuan utama adalah ‘re-kindle- menyalahkan kembali kekatolikan di Eropa yang sejak dahulu kala sudah beragama katolik dan sekarang telah berbalik.
Setelah sharing, diberi waktu untuk tanya jawab. Ada yang pesimis dengan situasi ini karena mereka merasa bahwak krisis ini sangat complex. Yeah benar bahwa masalah Eropa memang complex dan dengan mengirim misionaris dari Asia mungkin bukan solusi yang tepat karena mungkin latar belakang kita yang dahulu di evangelisasi oleh mereka dan sekrang sepertinya kita yang kembali melakukannya. Yah, mungkin kita semua pesimis karena dunia kita dan dunia mereka beda, dan mungkin karena pengaruh kemajuan globalisasi membuat kita merasa pesimis. Tapi menarik menyimak jawaban P. Clement terhadap kecemasan dan krisis ini: “Kita bisa berada dalam krisis manapun, bahkan mungkin gereja dan kongregasi sedang krisis TAPI Roh Kudus tidak pernah mengalami krisis”
Roh Kudus tidak pernah krisis, ketika tidak ada harpan, dia memberi harapan, ketika ada pesimisme, Dia memberi optimisme, ketika ada kesulitan Dia membuka jalan. Hanya kita saja yang kurang percaya dan kurang membuka hati untuk dibimbing olehNya.
Semoga kita mampu membuka hati kita walau dalam kesulitan kita. Semoga cahaya dan terang kasihNya menginspirasikan kita untuk melanjutkan Misi Yesus di dunia. Let us tell the world the story of Jesus and His love.
Have a nice weekend. God bless you 

Friday, July 08, 2011

KEPINGAN HATI YANG MENYATU

Do you wish to know God? Read the BIBLE


Pernah satu kali aku mendapat sebuah sms yang sampai saat ini masih aku ingat: "Ketika engkau memberikan hatimu kepada seseorang, saat itu juga hatimu menjadi bolong....." Aku tersenyum ketika membaca sms itu dan aku aku sejenak melupakan sms itu....tapi beberapa hari lalu ketika sms itu kembali ke memoryku dan membuat aku menulis refleksi singkatku ini. 
Ya bener....ketika kita memberikan cinta kita kepada seseorang, kita siap kehilangan salah satu bagian dari hati kita atau hati kita menjadi bolong! Kalau hati menjadi bolong, apa yang harus kita lakukan, tidak ada jalan lain selain membiarkan hati kita dilengkapi oleh hati dari orang yang kita cintai. Di situlah letak cinta sejati: Pemberian dan penerimaan hati. Aku memberikan hatiku kepadamu dan ketika hatiku menjadi bolong, engkau datang dengan hatimu dan dengan hatimu itu, engkau "menambal" kebolongan hatiku dan di sanalah keindahan hati menyatu. Keindahan yang dikarenakan bukan karena satu bentuk hati tapi karena dua hati yang menyatu dalam keberagaman, di sanalah hati menjadi indah karena dua keping hati menyatu dalam kesatuan membentuk satu hati. 
Dalam Kitab Suci tertulis: Lihat, mereka bukan lagi dua melainkan satu....yes...mereka bukan dua lagi karena hati mereka telah menyatu dalam sakramen pernikahan, mereka telah menjadi satu dalam hati karena mereka telah bersama, hati mereka telah menyatu dalam sakramen dan dalam cinta yang menyelimuti mereka. Mereka memang manyatu dalam hati tapi bukan berarti tidak ada keberagaman. Keberagaman itu indah karena di sana kita bisa saling melengkapi, membantu dan memberi keindahan pada cinta itu. Hati yang telah menyatupun ada perbedaan karena hati dari pemberi dan penerima adalah berbeda dan karena perbedaan itu memberi warna dan keindahan pada hati itu sendiri. Hal lain juga  adalah bahwa hati telah menyatu tapi di dalam persatuan dan penyatuan itu selalu ada celah untuk kesendirian....atau dalam bahasa Kahlil Gibran: "let be there the space in our togetherness"...ya di sinilah kita bicara tetang respect dan privacy. Kadang orang berprinsip: Milikmu adalah milikmu karena kita telah bersama....bener di satu sisi karena butuh transparansi tapi di satu sisi, kita tidak memberi ruang bagi orang lain untuk mengungkapkan diri mereka. Biarkan ada cela untuk mengungkapkan diri, mengekspresikan diri dan memberi kebebasan bagi setiap insan untuk memberi "Warna" dan membuat hati menjadi lebih indah di pandang dan dialami. 
Ya...hati menjadi indah karena dua keping hati telah menyatu dan lebih indah lagi ketika kita memberi ruang bagi pasangan kita untuk mengkreasikan dan mewarnai kepingan hati itu agar tetap menjadi indah dan mampu memberi dan memancarkan keindahan itu kepada orang lain......

Medio July 2011
Arnold. Pattyona.

Thursday, June 23, 2011

WAKTU, KATA DAN KESEMPATAN

Do you wish to know God? Read the BIBLE


Dalam kehidupan kita, ada tiga hal yang tidak akan pernah kembali lagi:

1. Waktu: Hidup adalah perputaran, mulai dari bangun pagi, siang dan akan ada malam. Ada detik, menit dan jam. Kita melewati hari dari Minggu sampai sabtu dan berputar terus. Hidup adalah perputaran, YES....tapi dalam setiap perputaran selalu ada perbedaan. berbeda satu detik yang lalu dengan sekrang. Senin yang minggu lalu tidak sama dengan senin yangs ekarang...semuanya ada perbedanaa. Di dalam perputaran ada perbedaan dan itu membuat mengerti bahwa waktu memang tidak akan pernah kembali. Kadang kita menundah banyak hal dan yang terjadi adalah kita kehilangan kesempatan itu.....Waktu terus berputar...dan tidak akan pernah kembali.

2. Kata-kata yang sudah keluar dari mulut kita: Kita sering dengar orang mengatakan bahwa: Saya butuh pemulihan nama baik. Apakah dengan meminta maaf di surat kabar, seorang bisa melupakan kata-kata yang telah diucapkan orang lain kepadanya?? atau apakah dengan pemulihan nama baik seorang bisa merasa nyaman dengan kata-kata yang telah melukai atau memalukannya? tentu akan ada saat dimana itu akan terngiang kembali....Kata-kata yang manis akan terus tterkenang dan kata-kata yang menyakitkan akan terus membekas....

3. Kesempatan Emas: orang mengatkan: kesempatan emas tidak pernah datang untuk kedua kalinya, dia tidak akan berdiri di depan pintumu dan mengetuk untuk kedua kalinya. Sekali dia tiabaikan atau dibiarkan, tidak akan pernah kembali.

so, mari kita gunakan waktu kita dengan baik,mari kita mengontrol kata-kata kita, bahkan berpikir berulang kali sebulum berkata atau berujar dan jika ada kesempatan, ambillah itu, jangan pernah menunggu. 
Tuhan memberkati.

Friday, May 20, 2011

IN CRUCE SALUS

Do you wish to know God? Read the BIBLE


Every Catholic liturgy or celebrations always begins by sign of the cross: In the Name of the father and the Son and the Holy Spirit. What does it mean? The sign of the cross is: a confession of faith; a renewal of baptism; a mark of discipleship; an acceptance of suffering; a defense against the devil; and a victory over self-indulgence. When we make the sign, we are professing our belief in the Father, and in the Son and in the Holy Spirit. When we are declaring the name of the Holy Trinity, we are declaring their presence among us. As a sacramental, it's a renewal of the sacrament of baptism, because we were baptize in the name of the Holy Trinity. The sign of the cross is a mark of discipleship. Jesus says in Luke 9:23, "If any man will come after me, let him deny himself, and take up his cross daily, and follow me. It's a declaration that I belong to Christ. Self-denial is not just giving up little things; to be a disciple means we are under Christ's leadership and we don't belong to our self. By doing the sign of the cross, we are saying to the Lord, I want to obey you; I belong to you. Please Lord direct all my decisions. I will always be obedient to God's law and will. When suffering comes, the sign of the cross is a sign of acceptance. It's remembering that Jesus became a man and suffered for us and that we participate in Christ's suffering. The sign of the cross teach us to be willing to embrace suffering and to share in Christ's suffering. When you're suffering or feeling like God is not there, the sign of the cross brings him there and declares his presence whether you feel it or not. It is a way of acknowledging him at that time of trial. Sign of cross – in my own experience - use of defense against the devil. In this case, by doing the sign of cross I confess and trust my self and soul to Christ’s protection.
When I was a small, before took a bath, my mom always touched the water and made sign of cross on my body, before I went to school, my parent always made a small cross on my forehead. My parents thought me how to begin everything with ask the help of the Holy Trinity by doing the sign of cross.  When first time I enter to the Salesian community, I saw a big cross near the stair to the second floor, that cross full of colors and on the top of cross is written: In Cruce Salus, and during our class of Salesianity, the priest explain to us the meaning of it. Through cross we are saved. In the book of Ezekiel 9: 4-6 “Go all through the city, all through the Jerusalem, and mark a cross on the foreheads of all who griveve and lament over all the loathsome practices in it. I heard him say to the others Follow him trough the city and strike. Not ones glace for pity, show no mercy…….But do not touch anyone with a cross in his forehead”. By this sentence, we can see, the power of cross, through it, they were saved by God because He know them and they becomes the seal of God’s ownership (cf, Rev 7:2) and because of it, God protected and freed them. And the sign of protection and freedom became visible in Jesus. He became man and obeys to God’s will even unto death, death on the cross and by it we are saved. He freed us from the darkness of sin and brought us to life everlasting. So, the sign of the cross is a confession of our faith: I believe in Him (Jesus) who suffer for me and rose again; in him who has transformed the sign of shame into sign of hope and of the love of God that is present in us.[1] We can not see the cross only the suffering part but also the resurrection part and it will bring us to live in the spirit of hope. When we sign ourselves with the sign of cross, we offer ourselves to God’s protection and guidance and it is happen in my life. Also we can not forget that when we make the sign of cross: in the name of the Father, and the Son and the Holy Spirit, the baptized person dedicates the day to the glory of God and calls on the Savior’s grace which lets him act in the spirit as a child of the Father. The sign of the cross strengthens us in temptations and difficulties.[2]
Many times we make the sign of the cross, but just doing it without deeply understanding and falling in routinely. I personally should more be aware because it is the way of God showed his love and protection to me and to all human person, because through the cross we are save and in cross we find our dignity before God and all creatures.



[1] Joseph Cardinal Ratzinger (Pope Benedict XVI) The Spirit of the Liturgy, (Ignatius Press, San Francisco, 2000), p. 177.
[2]Catechism of the Catholic Church, Definite edition, (Word & Life Publications CBCP/ECCCE Manila), p. 580.

Saturday, March 26, 2011

TUHAN, AKU HAUS… ANAKKU, AKU JUGA HAUS

Do you wish to know God? Read the BIBLE


Bacaan suci hari ini di minggu pra paskah ke tiga ini menyentuh dengan sangat mendalam cerita menarik tentang kehidupan yang di gambarkan dengan sangat menarik dalam cerita Yesus dan wanita Samaria di sumur Yakub. Pembicaraan mereka seputar air, tentang perbedaan pemahaman akan “Air Kehidupan” dan bagaimana kehausan kita akan Allah dapat diterpuaskan.
Bacaan dalam injil Yohanes ini berkaitan erat dengan bacaan pertama dalam kisah Keluaran yang menceritakan bagaimana Allah memberikan air kepada umat-Nya. Bacaan ini mengingatkan kita akan pembaptisan kita dan bagaimana kita mengidupi Iman kita sebagai anak-anak Allah sebab Kita dilahirkan dari air dan Roh (Yohanes 3:5).
Mari kita menyelami dan memaknai arti “HAUS”dalam kehidupan kita. Tubuh kita terdiri dari 75% air. Untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan seseorang terutama setelah aktivitas yang melelahkan, kita membutuhkan air. Pengalaman akan haus membawa kita pada keinginan untuk minum, karena tubuh kita butuh hidrasi. Air memang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita dan memainkan peran yang sangat penting dalam kehidupan kita.
Dengan mendasari diri pada pengalaman kehausan, kita bertanya Apakah kita juga punya rasa haus untuk berada di hadirat Allah? Tidak bias diingkari bahwa semua orang ‘haus’ akan kepenuhan (fullness) dan kesempurnaan dalam hidup mereka dan karena rasa haus akan kepenuhan dan kesempuraan itu, mendorong orang untuk bekerja keras untuk menyediakan dan memberikan segala sesuatu untuk hidup mereka. Kita berjuang untuk menyediakan segala sesuatu untuk keluarga dan kadang kita lupa untuk duduk untuk menimba dari sumber air kehidupan makna dari keberadaan kita di dunia ini, kita lupa akan rencana yang telah Tuhan sediakan bagi kita.
Dalam mencari kesempurnaa, kepenuhan, kepuasan dan kebahagiaan, kadang kita terlalu konsentrasikan goal atau tujuan kita pada materi, kekayaan dan hal-hal yang bersifat sementara. Kita semua berharap memiliki kesehatan yang baik dan juga umur yang panjang, tapi ketika semua keinginan kita tampaknya sia-sia dan sangat sulit, kita kadang seperti umat Israel yang walaupun telah menerima berkat Yahwe yang melimpah masih mengeluh dan melawan Tuhan. Ketika semua kesulitan, sakit dan masalah-masalah datang kita dengan mudah lupa untuk menghitung berkat-berkat yang telah Tuhan berikan.
Semua hal di atas kadang menjadi penghalang bagi kita untuk mengerti tanda, kutang memiliki refleksi yang mendalam akan kehausan hidup spiritual kita. Suka atau tidak suka, kita mengalami kelaparan dalam hidup rohani! Wanita Samaria juga menemukan dirinya pada pencariaan yang tidak pernah berakhir akan makan kedamaian dan berusaha untuk menemukan yang transenden, dan pencariaannya menjadi sempurna ketika dia bertemu dengan Yesus yang adalah sumber air kehidupan. Dia bergembira karena dia telah bertemu dengen Mesias dan karena pertemuan itu, dia segera ingin memiliki kehidupan kekal. Kehausan yang sesungguhnya telah terpuaskan dengan pertemuannya dengan Yesus. Apakah kita juga haus akan Yesus? Ataukah kita telah puas dengan kebahagian yang kita miliki sekarang?
Tidak hanya kita yang haus akan Allah, tapi Tuhan juga “haus” akan kita. Kita juga butuh untuk bergerak melampaui hasrat-hasrat kita dan menghargai usaha dari Allah karena Dia selalu berhasrat dan terus melakukan karya-karya perkasa tanganNya untuk kita. Bunda Theresa dari Kalkuta sering meminta kepada para susternya untuk selalu merenungkan kata-kata Yesus: Aku haus (Yohanes 19:28) dan jika kita pergi ke kapel-kapel dari para suster MC, kita akan menmukan kalimat ini tertulis di sebelah salib Yesus. Dalam penglihatan dari Bunda Theresa, kata-kata Yesus itu tidak hanya karena Dia sesungguhnya haus akan air, tetapi lebih pada hasrat Dia untuk mengungkapkan kemauanNya membawa semua orang ke dalam hatiNya yang tersuci, Dia haus akan kita dan cinta kita. Karena kita diminta untuk mengerti secara mendalam bahwa Yesus sebenarnya haus akan saya, anda dan kita semua. Ketika Yesus bertemu wanita Samaria, Dia telah mengenal pribadi, iman dan harapan-harapan dari wanita itu, dan setelah wanita itu bertemu dengan Dia, dia dengan gembira menjawab dan mengerti undangan Yesus. Yes!! Jesus is thirsty for us. Jangan lewatkan moment indah ini, karena kita begitu sangat dekat di hatiNya. Dia haus pada dirimu karena itu adalah satu-satunya jalan untuk memulai cintaNya pada dirimu. Dia haus pada dirimu karena dia haus untuk mencintaimu karena dirimu sangat berharga di hati dan mataNya. Dia haus akan dirimu dan kita tidak akan pernah menyangkal kerahimanNya, Dia menerima dirimu apa adanya dengan segala keberdosaan kita dan lebih indah lagi ketika Dia mau mengampuni dan memberkati kita. Saat engkau merasa tidak penting di mata dunia, dia akan berbisik kamu sangat berharga di mataKu karena bagi Dia tidak ada sesuatu yang lebih penting di dunia ini selain dirimu. You are precious! Dia haus akan dirimu karena Dia ingin kita mepercayakan seluruh diri kita  padaNya agar dibawa pada kesempurnaan. Let us try our best to live it out!
ENJOY YOUR TIME WITH THE LIVING WATER! 

Saturday, March 12, 2011

HIDUP INI SEPERTI SECANGKIR KOPI

Do you wish to know God? Read the BIBLE


Sekelompok alumni sebuah sekolah terkenal mengunjungi dosen favorite mereka saat kuliah dulu, dan pembicaraan mereka hanya seputar keluhan tetang rasa stress dalam pekerjaan dan hidup. Sang professor pergi ke dapur untuk menyediakan kopi untuk mereka, dan setelah itu dia kembali dengan satu tempat besar berisi kopi dan beberapa gelas (cup) dengan berbagai perhiasan dan model. Ada yang terbuat dari plastic, logam, Kristal, kaca, dan ada yang kelihatannya bagus sekali, ada yang mahal dan ada yang jelek. Sang professor berkata, pilihlah gelas yang kamu suka dan tuanglah kopi itu ke gelas pilihanmu. Mereka memilih gelas yang indah, mahal, dan bagus dan mereka mengabaikan gelas yang buruk, yg terbuat dari plastic dan logam.
Saat mereka sedang minum, sang professor berkata: lihatlah! Semua gelas yang indah, yang mahal dan indah telah kalian ambil dan gunakan dan kalian mengabaikan yang jelak dan murah. Itu normal dan wajar karena kalian selalu memilih yang terbaik untuk hidup kalian dan itulah yang menjadi sumber dari segala masalah dan stress yang sedang kalian bicarakan. Kalian harus tahu bahwa gelas-gelas itu tidak menambah kualitas apapun terhadap kopi yang sedang kalian minum. Gelas-gelas itu hanya mahal, bagus, indah dan hanya menyembunyikan apa yang sedang kalian minum. Yang kalian benar-benar inginkan adalah kopi dan bukan gelasnya, tetapai tanpa kalian sadari, kalian malah memilih gelas yang terbaik dan saat yang bersamaan kalian mulai melirik dan menilai gelas yang diambil oleh teman-temanmu.
Sekarang, kata professor, ketehuilah, hidup adalah kopi sedangkan pekerjaan, uang dan posisi dalam masyarakat adalah gelas. Gelas hanyalah alat atau sarana yang menopang hidup dan hal-hal yang bersifat sebagai sarana tidak mengubah kualitas dari hidup yang kita hidupi. Kadang kita terlalu konsentrasi dengan gelas dan lupa untuk menikmati kopi. Nikmatilah kopi dan jangan gelasnya! Orang yang berbahagia adalah mereka yang tidak mempunyai segalanya, tetapi membuat dan berusaha untuk menjadi yang terbaik dari segalanya. Sama halnya dengan hidup kita, kita sering sangat peduli pada apa yang membuat kita hidup dan berarti dari pada apa yang membuat dan menjadikan hidup kita bermakna dan bermartabat.
Kita bekerja dengan sangat keras agar bisa mengumpulkan uang yang banyak dan kita lupa untuk duduk, tenang, dan santai untuk menikmati nikmatnya kopi, kita lupa moment yang indah itu. Kadang kita bekerja sampai hari minggu dan tidak menyadarinya sehingga kita sendiri tidak tahu dan tidak peduli dengan apa yang sedang terjadi dengan anak-anak kita, dengan suami atau istri kita. Kadang kita mengatakan, saya harus bekerja unutk membayar utang, uang sekolah anak-anak, membayar tagihan kartu kredit dan kita lupa untuk duduk, santai, tenang dan menikmati saat indah bersama teman-teman dan keluarga. Saat kita punya waktu, kita bersama keluarga tetapi mereka tidak merasakan kehadiran kita dan mereka merasakan adalah kehampaan karena kehadiraan kita tanpa diselimuti cinta. Waktu terlewatkan begitu saja tanpa kamu tahu apa yang sedang terjadi dengan anak-anak dan keluargamu.
Hanya ada satu kesempatan di setiap waktu. Jika kita mengabaikannya saat indah itu, tidak berusaha untuk menghidupinya dengan cara yang benar dan luar biasa, kita tidak akan pernah menghargai kehadiran Tuhan dan akhir tujuan hidup kita. Kita telah memiliki gelas yang mahal di tangan kita tapi kita masih ingin mencari dan membeli gelas yang lebih mahal lagi dan kita tidak pernah puas. Kita ingin lagi dan lagi. Kita membiarkan hidup terus berlalu dan kita lupa untuk berhenti sejenak dan menghargai indahnya moment bersama orang yang kita cintai, kita lupa menggenggam erat dengan penuh kehangatan pasangan kita, kita lupa untuk menyediakan bahu (shoulder) kita sebagai tempat menangis pasangan kita dan kita juga lupa untuk mendengarkan cerita-cerita lucu dari anak-anak kita. Kita lupa untuk meminta maaf kepad pasangan kita dan lebih menyedihkan lagi, kita lupa untuk berlutut untuk berdoa, bersyukur dan mendengarkan Tuhan karena kita terlalu sibuk dan kelelahan.
Di masa pra-paskah ini, masa puasa dan pantang ini, mungkin saat ini adalah saat yang tepat unutk kita bisa duduk, tenang, memberi waktu untuk keluarga, orang-orang yang kita cintai dan lebih utama kita bisa berlutut dan berserah pada Tuhan. Kita butuh unutk tenang dan mendengarkan Dia, merefleksikan kebaikanNya. Dialah jaminan dan akhir dari perziarahan hidup kita. Janganlah malu untuk mengatakan semua dosa-dosa, pergumulan, perjuangan, kegagalan, harapan dan masa depan kita padaNya karena Dia adalah Allah yang peduli, Allah yang selalu memberkati dan menerima kita.
Yes, hidup ini seperti segelas kopi, kadang kita terlalu memberi perhatian pada gelas dan kita gagal menikmati nikmatnya kopi. Nikmati kopinya dan jangan gelasnya! Ingat kita hanyan mempunyai satu kesempatan, jangan lewatkan setiap moment yang menghampirimu untuk berbagi kasih ke orang-orang yang kita cintai. Jangan lupa memberi waktu buat Tuhan dan sesame agar kopimu memberi kualitas dan rasa yang lezat….
SELAMAT MENIKMATI SEGELAS KOPIMU…..TUHAN MEMBERKATI!! 

Thursday, March 10, 2011

Everyday God



Do you wish to know God? Read the BIBLE

The Human Person Fully Alive

Do you wish to know God? Read the BIBLE

Our faith holds that humanity has been deeply wounded by the injustice of sin, violence, and injustices as such, humanity, and in fact, all of creation yearns to be made complete, as Saint Paul says in Romans 8:22 “ We are well aware that the whole creation, until this time, has been groaning in labor pains. We can not deny the very fact that we are sinners and we need salvation and sanctification and our sanctification is not only spiritual but also physical. For this reason God, who cannot be grasped, comprehended or seen, allows himself to be seen, comprehended and grasped by men through His only Son so that He may give life to those who see and receive him. It is impossible to live without life, and the actualization of life comes from participation in God, while participation in God is to see God and enjoy his goodness. Men will therefore see God if they are to live; through the vision of God they will become immortal and attain to God himself and through his Word the whole creation learns that there is one God the Father, who holds all things together and gives them as it is written in the Gospel: No man has ever seen God, except the only begotten Son, who is in the bosom of the Father; he has revealed him. God becoming human in Jesus and He becomes the ultimate blessing, sanctification, making holy of the human person and the sanctification of the human person.
When I look back to my past life and looking forward to the great future, sometimes I feel unworthy because of my sinfulness and human conditions. Sometimes I ask my self: can I be a good person? And when I am reflecting on this question, I find out that I really did not believe that I was fully good created by God, I lost the sense of goodness, and it wasn't simply a matter of lack of self-esteem that prohibited me from acknowledging my own goodness but it was the scars of my own wounds that prohibited me to respond with a complete affirmation. I think that my own straggling is also the straggling of other people also because we are experiencing the wounds of sin and injustice burden in our hearts and because of it we need of healing. Yes, we have wound but when we recognize it, we open ourselves to the new horizon, new way of life to experience and accept with humility the healing power of God upon our whole human being and through it we begin the process of living a more holistic life because we allow


 God’s grace to conquer whole of our being: body, mind, and spirit and God himself yearns and desires for us to be fully alive.
If God being so good to me, what does God ask from me? What does He desire for my life? He wants me to be truly and fully alive,  He wants me to be completely free and to seek the destiny and that destiny is God Himself, ultimately! We can not deny it! But how do I know the path to follow in this life, my vocation as his calling? In the most simple sense, the calling of each person as a Christian is to be the person God has created us to be. God strongly desires for us since from the beginning to be good and holy! I'm glad, though, that the grace of God can and does work through imperfect earthen vessels and it will make us perfect. But since we are not perfect yet, we need to repent (metanoiete), believe and follow Him in our life. We will change if we just stick with Him. It is the change in us that results from being with Him that we need, and that the world needs to see in us. By this way we really understand the word of St. Irenaeus “the glory of God is the human person fully alive”.  For it is truly what God wants for us: to be fully alive because He said “I have come so that may have life, and have it to the full (John 10:10).”

  

Wednesday, February 16, 2011

THE ALL SUFFICIENT

Do you wish to know God? Read the BIBLE



CHRIST for the:

ARTIST  : he is the altogether lovely
ARCHITECT: He is the chief cornerstone
ASTRONOMER: He is the sun of righteousness
BAKER: He is living bread
BANKER: He is unsearchable riches
BUILDER: he is sure foundation
CARPENTER: he is the door
DOCTOR: He is the healer
EDITOR: He is the good tidings of great joy
ELECTRICIAN: He is the light of the world
FARMER: He is the sower and the Lord of harvest
FLORIST: He is the rose from Sharon and the lily of the valley
LAWYER: He is the counselor, lawgiver and advocate
LABORER: He is the giver of rest

Tuesday, February 08, 2011

Sand and Stone

Do you wish to know God? Read the BIBLE

  
 TWO    FRIENDS    WERE    WALKING
THROUGH    THE    DESERT.
DURING    SOME    POINT    OF    THE
JOURNEY,    THEY    HAD     AN
ARGUMENT;    AND    ONE    FRIEND
SLAPPED    THE    OTHER    ONE
IN    THE     FACE.

 

THE    ONE    WHO    GOT    SLAPPED
WAS    HURT,    BUT    WITHOUT
SAYING    ANYTHING,
WROTE    IN    THE    SAND:

TODAY    MY    BEST    FRIEND
SLAPPED   ME    IN    THE    FACE.

THEY  KEPT    ON    WALKING,
UNTIL  THEY    FOUND     AN    OASIS,
WHERE    THEY    DECIDED
TO  TAKE    A     BATH

THE    ONE     WHO    HAD    BEEN
SLAPPED     GOT    STUCK    IN    THE
MIRE !    AND    STARTED    DROWNING,
BUT    THE    FRIEND  SAVED    HIM.

AFTER    HE    RECOVERED    FROM
THE    NEAR    DROWNING,
HE    WROTE    ON    A    STONE:

"TODAY    MY    BEST    FRIEND
SAVED    MY    LIFE  ".

THE    FRIEND    WHO    HAD    SLAPPED
AND    SAVED    HIS    BEST    FRIEND
ASKED    HIM,    "AFTER   I  HURT    YOU,
YOU    WROTE    IN    THE    SAND    AND    NOW,
YOU    WRITE    ON    A     STONE,    WHY?"

THE   FRIEND    REPLIED
"WHEN    SOMEONE    HURTS    US
WE    SHOULD     WRITE    I T    DOWN
IN    SAND,   WHERE    WINDS    OF
FORGIVENESS    CAN     ERASE    IT AWAY.
BUT,    WHEN  SOMEONE    DOES
SOMETHING    GOOD    FOR    US,
WE    MUST    ENGRAVE    IT   IN   STONE
WHERE    NO    WIND
CAN    EVER    ERASE    IT."

LEARN    TO     WRITE
YOUR    HURTS    IN
THE    SAND    AND    TO
CARVE    YOUR
BENEFITS    IN    STONE.

THEY    SAY    IT    TAKES    A

MINUTE    TO    FIND    A    SPECIAL
PERSON,     AN    HOUR   TO
APPRECIATE  THEM,    A    DAY
TO   LOVE    THEM,
   BUT THEN
AN    ENTIRE    LIFE
TO    FORGET    THEM.

Monday, February 07, 2011

GRACE is about GOD

Do you wish to know God? Read the BIBLE

It is God in His creative graciousness...
It is God in His freedom...
It is God in God's acceptance and embrace of the sinful, unworthy people
It is God in God's steadfast love and generous gift of Jesus
Grace is dynamism of God...
It is active, effective, and the power of God bringing aid to God's people....
The grace of God is always overflowing in our heart
Let us open our heart, collaborate with it and be sure that the grace of God can change our life 
God is never failed in his love and grace....


TUHAN TIDAK PERNAH KALAH DALAM MEMBERIKAN RAHMATNYA....RAHMAT SEPERTI SUNGAI YANG TERUS MENGALIR.....

Sunday, February 06, 2011

IMAN, HARAPAN DAN KASIH

Do you wish to know God? Read the BIBLE


Satu kali, semua peduduk desa berdoa memohon hujan. Pada hari semua orang berkumpul untuk berdoa, hanya seorang anak yang membawa payung….(itulah Iman)
Belajarlah dari seorang bayi, ketika engkau melemparkan dia ke atas dia akan tersenyum atau tertawa karena dia tahu kamu akan menangkapnya…. (itulah kepercayaan) 
Setiap malam kita tidur, kita tidak tahu bahwa kita akan masih hidup pada esok harinya, tetapi kita masih punya rencana untuk besok…(itulah harapan).