Friday, December 18, 2009

MARANTHA: DATANGLAH TUHAN

Tak terasa saat ini kita berada di masa advent, masa penantian, masa berharap. Kita dihadapkan dengan empat minggu penuh refleksi tentang makna penantian atau menunggu. Ada satu ungkapan klasik yang sering kita dengar bahkan kita ungkapkan ataupun rasakan: Menunggu (menanti) adalah hal yang paling membosankan. Mengapa? Dan kenapa? Mungkin karena hal yang dinanti tidak memberi daya pikat, atau pribadi yang dinanti menjengkelkan, atau karena saat menanti kita menjadi bĂȘte, atau saat menanti kita kelihatannya seperti seorang yang bodoh, atau bahkan ketika kita menanti sambil berdiri memberi rasa pegal pada kaki, atau saat menanti dibawa terik mataharari membuat kita menjadi kepanasan atau bahkan takut menjadi hitam (hal ekstreem). Namun bedanya jika orang atau benda atau suatu kiriman yang dinanti memberi rasa bahagia, kita akan menanti dengan deg-deg-an, atau menanti dengan penuh harapan, atau dengan rasa penasaran yang amat sangat, bahkan ingin memutar waktu biar cepat menerimanya. Beberapa bulan yang lalu aku berada dalam suasana seperti ini, ada seorang yang aku cintai mengirimkan hadiah ulang tahunku dari Indonesia. Hadiah-hadiah itu dikirim sejak akhir bulan agustus, dan sampai lewat tanggal 27 september (ulang tahunku), hadiah itu belum tiba, aku penasaran, menanti dalam harapan, dan bahkan menghitung waktu. Aku sempat cemas ketika orang yang membawakan hadiah itu nyaris tidak jadi tiba di Mongolia karena masalah visa, aku cemas, berada dalam doa, dan harapan. Bahkan aku ingin memutar waktu biar aku cepat menerimanya. Penasaran, harapan, dan bahkan kecemasan mewarnai hidupku. Begitu berharganya hadiah-hadiah itu dan lebih berharga orang yang dengan jerih payah dan usaha yang keras mengirimkan hadiah-hadiah itu.
Namun menanti dalam konteks kristiani bukan sekedar berdiri menunggu, karena sikap-sikap ini akan memberikan rasa bosan dan kita akan membenarkan ungkapan klasik di atas. Menanti dalam konteks kristiani adalah suatu tindakan AKTIF. Aktif berarti tidak tidur, tidak berhenti atau bahkan stagnan, aktif berarti berada dalam situasi sibuk, terus melakukan sesuatu dan menumbuhkan usaha untuk tidak menjadi malas. Aktif menuntut kita untuk bangun dari tidur kemalasan kita dan memandang ke depan, bangkit dari keputusasaan, kecemasan, bahkan bangkit dari keterpurukan hidup dan memandang pada tujuan yang sedang datang, mengarahkan hati, pikiran, nurani, bahkan jiwa pada pribadi yang sedang datang, dialah YESUS.

Dalam konteks sosial dan relasi hidup manusia, ketika seorang yang ingin bertemu dengan temannya, atau pacarnya, atau ada tamu istimewa yang akan datang, semua hal dipersiapkan, mulai dari pakaian, kebersihan rumah, bahkan kosmetik yang mahal agar terlihat rapi, dan up to date. Namun dalam konteks krisiani, kita menjadi cantik bukan saja secara eksternal melainkan juga secara internal melalui persiapan hati dan nurani kita. Gereja menyiapkan banyak sarana untuk persiapan hati dan batin kita lewat masa advent ini, lewat indahnya sakramen-sakramen, dan juga ritus liturgy yang baik dan menggugah hati kita. inilah sarana-sarana yang membawa kita layak menyambut Sang Penyelamat kita. Selain sarana-sarana di atas, di masa yang indah ini kita diminta untuk meningkatkan relasi dan keintiman kita dengan Tuhan, dengan Dia yang akan datang. Keintiman dengan Dia akan membuat kita semakin mengenal dan mencintai DIA yang adalah juru selamat kita.

Selama empat minggu ini kita diingatkan oleh tokoh-tokoh “pujangga alkibat” yang mengingatkan kita akan pentingnya kita menanti dalam harapan dan penuh persiapan. Yesaya mengingatkan kita akan kedatangan sang Penyelamat yang akan memberi kedamaian dan kebahagiaan bagi dunia “serigala dan domba akan tinggal bersama” yang bermusuhan akan saling berdamai dan kedamaian di bumi akan terpenihi. Bacaan-bacaaan pertama dalam minggu-minggu penantian ini, sangat indah karena mengingatkan kita bahwa penantian kita tidak akan sia-sia, bacaan-bacaan yang memberi harapan. Sedangkan dalam bacaan-bacaan injil, para penginjil mengingatkan kita untuk berjaga-jaga dalam pengharapan. Berjaga mempunyai makna yang amat sangat mendalam. Berjaga juga berarti tetap active, tidak diam, berjaga membuat kita selalu berada dalam pandangan dan mawas diri. Berjaga dalam masa ini memberi makna kepada kita untuk hidup dalam berkat dan tuntunan Tuhan, berada dalam harapan akan terwujudnya langit dan dunia baru. Mari berjaga dalam iman dan harapan yang teguh dengan doa, sakramen, tindakan cinta kasih, dan tentunya bersama Yesus Tuhan kita. Mari kita berdoa agar Yesus mau dayang dan tinggal di hati kita – datanglah Tuhan, maranatha - Masa penantian kita tidak akan pernah sia-sia karena sebentar lagi sang Juru Selamat kita akan datang dan lahir di palung hati kita. Mari kita siapankan palung hati untuk lahirnya Yesus.

Selamat berteduh bersama Yesus di masa yang indah ini…Tuhan memberkati….

No comments: