Tuesday, April 21, 2009

SEKILAS TENTANG MONGOLIA - AGAMA

Mongolia sebenarnya Negara yang cukup ditakuti pada masa pemerintahan Cinggis Khan dan anak-anaknya. Pada masa kejayaannya, dia dan tentara-tentaranya hampir menguasai separuh dunia dan mereka sempat juga menduduki Indonesia yang waktu itu masih berdiri sebagai kerajaan-kerajaan. Jumlah penduduknya saat ini hanya tiga jutaan jiwa dengan system pemerintahannya adalah demokrasi setelah runtuhnya komunisme pada tahun 1990. komunisme runtuh dan mereka beralih ke demokrasi. Namun sampai saat ini, antara demokrasi dan komunisme (sebagai partai) tetap saling ‘menggigit’ dalam pemerintahan.
Mongolia memiliki empat musim: musim dingin (owol): pada musim ini memang sangat dingin sampai 45-50 derajat celcius bawah Nol dan musim ini berlangsung kurang lebih 4 bulan. Ada juga musim Spring (hawar): pada musim ini angin sangat kencang dan berdebu. Ini sangat berbahaya dan di mana-mana orang menggunakan ‘masker’. Ada juga musim panas (zun): pada musim ini, cuaca sangat panas seperti di Jakarta. Di mana-mana orang menggunakan pakaian yang tipis. Ada juga musim semi (namar). Pada musim ini suasana alam sangat indah karena mulai bertumbuh setelah layu pada musim dingin. Suasana begitu indah dan menarik, angin tidak terlalu kencang.
Mata pencaharian mereka pada umunya adalah beternak: sapi, domba, kambing, kuda dan unta. Dengan mata pencaharian ini mereka mampu menghidupi kehidupan mereka yang memang tidak muda. Rumah mereka disebut GER, di mana tidak ada ruang privat, semua aktivitas (memasak, tidur, dll) dilakukan dalam satu ruang terbuka.
Jika kita mengunjungi dan mengalami kehidupan orang Mongolia di kampung-kampung, di sana kita menemukan orang Mongolia yang sesungguhnya: di sana ada semangat kekeluargaan, keterbukaan, persaudaraan, kejujuran dan kesederhanaan. Di sana ada semangat saling menghargai, menghormati dan keramatamaan.

LOCAL RELIGION OF MONGOLIAN
System kepercayaan mereka sebelum masuknya agama-agama monoteisme adalah ZAMANISME. Agama ini memang sangat popular di Asia pada umumnya dan Mongolia pada masa sebelum komunisme. Hingga saat ini sebagaian masih setia dengan tradisi Zamanisme. Agama zaman adalah suatu kepercayaan yang percaya pada ROH – SPIRIT. Roh itu berada di tempat yang tinggi (biasanya di bukit atau gunung), dan karenya orang selalu menyembah ROH – SPIRIT (OVO) di puncak bukit. Di tempat ini, mereka mendirikan sebuah tempat penyembahan yang biasanya dari batu atau kayu berbentuk seperti gunung atau bukit dan di tengah-tengah batu atau kayu ditancapkan satu kayu untuk mengikat kain-kain yang biasanya berwarna biru (sebagai lambang langit – tinggir – tempat Sang Ovo berdiam, juga warna putih – Cagan – lambing kemurnian dan warna merah – ulaan – sebagai lambang keberanian). Mereka menyembah Ovo ketika mereka akan pergi berburu, mereka meminta kekuatan dari sang Ovo untuk memberikan ROH nya kepada mereka untuk untuk dapat memperoleh binatang sebagai makanan meereka. Roh itulah yang akan mengarahkan mereka untuk menemukan binatang dan menuntun mereka untuk mengarahkan dan mengerahkan kekuatan mereka untuk berburu dengan jeli dan kekuatan itu hanya diperoleh dari Sang OVO sumber segala spirit.

AGAMA MONOTEIS DI MONGOLIA
Setelah runtuhnya komunisme dan demokrasi menjadi system pemerintahan,Mongolia mulai membuka pintu kerja sama dengan Negara-negara lain dan juga institusi agama. Pada 1991, merupakan tonggak penting untuk agama, di mana presiden Mongolia mengundang dan ingin menjalin kerja sama dengan Vatikan. Dan hal itu direalisasikan dengan masuknya misionaris pertama ke Mongolia tahun 1992. Tiga misionaris CICM pertama masuk ke Mongolia dan diikuti oleh Protestan dan Islam disebelah barat Mongolia. Sebelumnya Budhis dari Tibet terlebih dahulu masuk ke Mongolia. Agama Monoteis terutama Katolik dan Protestan cukup bertumbuh dan aan terus bertumbuh. Banyak karya karikatif dilakukan oleh kedua agama ini lewat Pendidikan, karya social, paroki, dll.

No comments: