Saturday, March 12, 2011

HIDUP INI SEPERTI SECANGKIR KOPI

Do you wish to know God? Read the BIBLE


Sekelompok alumni sebuah sekolah terkenal mengunjungi dosen favorite mereka saat kuliah dulu, dan pembicaraan mereka hanya seputar keluhan tetang rasa stress dalam pekerjaan dan hidup. Sang professor pergi ke dapur untuk menyediakan kopi untuk mereka, dan setelah itu dia kembali dengan satu tempat besar berisi kopi dan beberapa gelas (cup) dengan berbagai perhiasan dan model. Ada yang terbuat dari plastic, logam, Kristal, kaca, dan ada yang kelihatannya bagus sekali, ada yang mahal dan ada yang jelek. Sang professor berkata, pilihlah gelas yang kamu suka dan tuanglah kopi itu ke gelas pilihanmu. Mereka memilih gelas yang indah, mahal, dan bagus dan mereka mengabaikan gelas yang buruk, yg terbuat dari plastic dan logam.
Saat mereka sedang minum, sang professor berkata: lihatlah! Semua gelas yang indah, yang mahal dan indah telah kalian ambil dan gunakan dan kalian mengabaikan yang jelak dan murah. Itu normal dan wajar karena kalian selalu memilih yang terbaik untuk hidup kalian dan itulah yang menjadi sumber dari segala masalah dan stress yang sedang kalian bicarakan. Kalian harus tahu bahwa gelas-gelas itu tidak menambah kualitas apapun terhadap kopi yang sedang kalian minum. Gelas-gelas itu hanya mahal, bagus, indah dan hanya menyembunyikan apa yang sedang kalian minum. Yang kalian benar-benar inginkan adalah kopi dan bukan gelasnya, tetapai tanpa kalian sadari, kalian malah memilih gelas yang terbaik dan saat yang bersamaan kalian mulai melirik dan menilai gelas yang diambil oleh teman-temanmu.
Sekarang, kata professor, ketehuilah, hidup adalah kopi sedangkan pekerjaan, uang dan posisi dalam masyarakat adalah gelas. Gelas hanyalah alat atau sarana yang menopang hidup dan hal-hal yang bersifat sebagai sarana tidak mengubah kualitas dari hidup yang kita hidupi. Kadang kita terlalu konsentrasi dengan gelas dan lupa untuk menikmati kopi. Nikmatilah kopi dan jangan gelasnya! Orang yang berbahagia adalah mereka yang tidak mempunyai segalanya, tetapi membuat dan berusaha untuk menjadi yang terbaik dari segalanya. Sama halnya dengan hidup kita, kita sering sangat peduli pada apa yang membuat kita hidup dan berarti dari pada apa yang membuat dan menjadikan hidup kita bermakna dan bermartabat.
Kita bekerja dengan sangat keras agar bisa mengumpulkan uang yang banyak dan kita lupa untuk duduk, tenang, dan santai untuk menikmati nikmatnya kopi, kita lupa moment yang indah itu. Kadang kita bekerja sampai hari minggu dan tidak menyadarinya sehingga kita sendiri tidak tahu dan tidak peduli dengan apa yang sedang terjadi dengan anak-anak kita, dengan suami atau istri kita. Kadang kita mengatakan, saya harus bekerja unutk membayar utang, uang sekolah anak-anak, membayar tagihan kartu kredit dan kita lupa untuk duduk, santai, tenang dan menikmati saat indah bersama teman-teman dan keluarga. Saat kita punya waktu, kita bersama keluarga tetapi mereka tidak merasakan kehadiran kita dan mereka merasakan adalah kehampaan karena kehadiraan kita tanpa diselimuti cinta. Waktu terlewatkan begitu saja tanpa kamu tahu apa yang sedang terjadi dengan anak-anak dan keluargamu.
Hanya ada satu kesempatan di setiap waktu. Jika kita mengabaikannya saat indah itu, tidak berusaha untuk menghidupinya dengan cara yang benar dan luar biasa, kita tidak akan pernah menghargai kehadiran Tuhan dan akhir tujuan hidup kita. Kita telah memiliki gelas yang mahal di tangan kita tapi kita masih ingin mencari dan membeli gelas yang lebih mahal lagi dan kita tidak pernah puas. Kita ingin lagi dan lagi. Kita membiarkan hidup terus berlalu dan kita lupa untuk berhenti sejenak dan menghargai indahnya moment bersama orang yang kita cintai, kita lupa menggenggam erat dengan penuh kehangatan pasangan kita, kita lupa untuk menyediakan bahu (shoulder) kita sebagai tempat menangis pasangan kita dan kita juga lupa untuk mendengarkan cerita-cerita lucu dari anak-anak kita. Kita lupa untuk meminta maaf kepad pasangan kita dan lebih menyedihkan lagi, kita lupa untuk berlutut untuk berdoa, bersyukur dan mendengarkan Tuhan karena kita terlalu sibuk dan kelelahan.
Di masa pra-paskah ini, masa puasa dan pantang ini, mungkin saat ini adalah saat yang tepat unutk kita bisa duduk, tenang, memberi waktu untuk keluarga, orang-orang yang kita cintai dan lebih utama kita bisa berlutut dan berserah pada Tuhan. Kita butuh unutk tenang dan mendengarkan Dia, merefleksikan kebaikanNya. Dialah jaminan dan akhir dari perziarahan hidup kita. Janganlah malu untuk mengatakan semua dosa-dosa, pergumulan, perjuangan, kegagalan, harapan dan masa depan kita padaNya karena Dia adalah Allah yang peduli, Allah yang selalu memberkati dan menerima kita.
Yes, hidup ini seperti segelas kopi, kadang kita terlalu memberi perhatian pada gelas dan kita gagal menikmati nikmatnya kopi. Nikmati kopinya dan jangan gelasnya! Ingat kita hanyan mempunyai satu kesempatan, jangan lewatkan setiap moment yang menghampirimu untuk berbagi kasih ke orang-orang yang kita cintai. Jangan lupa memberi waktu buat Tuhan dan sesame agar kopimu memberi kualitas dan rasa yang lezat….
SELAMAT MENIKMATI SEGELAS KOPIMU…..TUHAN MEMBERKATI!! 

No comments: