Wednesday, October 14, 2009

WORTEL


Al kisah, hiduplah seorang wanita yang cantik banget, dia menjadi pilihan dan rebutan dari setiap laki-laki, namun karena kecantikan dan kadang menjadi rebutan dia menjadi sangat sombong. Dalam usia 25 tahun, dia meninggal dunia dan ketika bertemu dengan St. Petrus, dan sebagaimana biasanya, Petrus mulai membuka “Buku Kehidupan”, namun alangkah kagetnya St. Petrus karena orang itu tidak pernah melakukan suatu tindakan baik sekalipun selama masih di dunia, jadi, dia ingin membawa wanita itu ke nereka, tapi, Petrus menjadi sangat bingung tapi tidak percaya, akhirnya dia mencoba melihat kembali buku kehidupan itu, dan akhirnya dia menemukan, tertulis dalam buku, sang wanita cantik itu pernah memberikan satu wortel kepada seorang wanita miskin yang waktu itu datang ke rumahnya meminta makanan. Petrus akhirnya memutuskan, karena kamu sudah melakukan satu tindakan baik, maka kamu terbanglah ke surga. Akhirnya dia terbang ke surga dengan wortel yang telah menyelamatkannya. Dia begitu bahagia…..


Dalam perjalanannya ke surga, dia melihat sang nenek tua yang dia tolong di dunia. Sang nenek bertanya “ hei wanita cantik, kamu sekarang mau ke mana, aku yang dulu kamu tolong dengan wortel di tanganmu itu.”

“Aku mau ke surga “ jawab wanita itu

“Ok, aku boleh ikut ga?’ Tanya si nenek itu

“Boleh” jawab sang wanita cantik itu

Akhinrya dia bergantung dengan memegang di bagian kakinya dan mereka terbang bersama. Dalam perjalanan mereka, ada dua keluarga melihat sang nenek tua yang sedang bergantung di kaki sang wanita itu. Dua keluarga itu pernah di tolong oleh sang nenek waktu mereka masih hidup, dan mereka bertanya,

“Hai nenek tua, kamu mau ke mana?” Tanya mereka

“aku mau ke surga dengan wanita ini” jawab sang nenek.

“Kami boleh ikut ga” Tanya mereka

“Boleh” jawab si nenek, Mari bergantung di bawa kakiku. Akhirnya merekapun bergelantung di bawah kakinya menuju ke surga.

Dalam perjalanan ke surga, dua keluarga itu bertemu dengan orang yang mereka pernah tolong di dunia, dan merekapun akhirnya turut bergantung di bawah kaki mereka.

Namun dalam perjalanan itu, sang wanita yang memegang wortel merasa bahwa karena dia, semua orang begitu banyak yang mau ke surga karena dia, karena worttelnya. Akhirnya dia memutuskan untuk menendang mereka yang di bawahnya dan ingin pergi ke surga sendirian. Dia berkata kepada yang lainnya, “ Aku tidak membutuhkan kalian, aku ingin pergi ke surga karena aku melakukan kebaikan, aku tidak membutuhkan kalian…ini wortel aku, bukan wortel kalian….aku ingin sendiri. Akhirnya dia mecoba untuk menendang orang yang kedua dan yang lainnya, tapi saat itu, malekat datang kepada dia dan berkata: kenapa kamu menjadi egois begitu….kamu tidak pergi sendirian ke surga, kalau kamu pergi sendirian, kebaikanmu tidak hanya menyelamatkan nenek itu selama di dunia, tetapi juga saat ini…..sang wanita itu menyadari betapa egoisnya dirinya, akhirnya memutuskan unutk pergi ke surga bersama orang-orang yang ada di gantungan kakinya.

Nilai dari sebuah kebaikan itu tinggi, dan luhur namun kadang tidak kita sadari….kadang kita tidak menyadari kebaikan itu, tapi orang yang mengalaminya akan tetap mengenal dan mengiangat apa yang kita lakukan. Kebaikan itu memberi kita tempat untuk berbagi dan yang kita bagi adalah bukan saja materi tapi yang lebih penting adalah kehidupan itu sendiri. Kebaikan memberikan kita tempat untuk juga mampu menyelamatkan orang. Kita tidak sendirian, kita makhluk sosial.

Ketika saya menulis cerita ini, saya teringat akan kata-kata Don Bosco kepada para pengikutnya (salesian):” Kalian tidak pergi ke surga sendirian, kalian pergi bersama orang lain terutama kaum muda, dan jika kalian pergi ke neraka, kalian juga tidak pergi sendirian, kalian pergi bersama jiwa-jiwa yang ada disekitarmu.” Kata-kata ini sungguh luar biasa karena dengan tindakan, tutur kata, kebaikan, dan pula hidup kita, kita mampu memberikan atau mempunyai dampak bagi kehidupan orang lain. Tindakan yang baik mampu memberi andil bagi kebaikan orang lain, dan kebaikan itu seperti sebuah “pemutih” yang mampu memutihkan noktah hitam dari orang lain. Dengan demikian menjadi jelas apa yang dikatakan lagi oleh Don Bosco kepada anak-anak muda yang datang ke oratorynya:”Jadilah teladan bagi orang lain”. Hal yang sama juga terjadi ketika tindakan buruk atau negative ditunjukan, dia mempunyai pengaruh, mempunyai dampak yang memang kuat. Ibaratnya buah yang busuk di antara buah yang baik, akan memberi ruang bagi busuk buah yang lainnya….pakaian yang luntur akan mampu merubah warna pakaian yang lainnya bila ditempatkan dalam satu mesin pencuci pakaian. Dua hal yang berbeda, kebaikan dan keburukan, mempunyai makna yang berbeda pula, serta mempunyai dampak yang berbeda sekali.

Dearest all, menjalankan atau melakukan kebaikan adalah suatu tindakan mulia banget dan sangat diharapkan, namun betapa sering orang salah mengerti kebaikan, betapa sering orang mau menghancurkan kebaikan dan tidaklah heran banyak orang merasa diri paling baik dan sempurna, bukakah saat bersamaan orang tersebut telah jatuh dalam lingkaran ‘keburukan’? ketika kita mencoba menghalangi kebaikan, menelantarkan kebaikan, kita menjadi penghambat dan penghalang bagi tumbuhnya kebaikan itu sendiri. Sudah banyak hal yang terjadi bahwa kita berada dalam lingkaran di mana kita dihadapkan pada suatu tantangan yang besar karena melakukan kebaikan, tapi apakah kita harus putus asa? Apakah kita harus menyerah, apakah kita harus berkata “ya udalah”, jika kita berada dalam situasi ini dan mencoba untuk menyerah, kita berada di jalan menuju keputusasaan. Mari kita hidupkan harapan, dan menelanjangi keburukan dan berjalan dalam kebenaran. Jangan takut menjadi tanda pertentangan bagi keburukan dan marilah kita menghidupkan harapan dalam kebaikan dan dengan demikian kita mampu membawa banyak orang dan semakin banyak ornag bergantung di sekitar kita menuju ke surge. Mari kita mulai saat ini, detik ini dengan orang-orang di sekitar kita.

Tuhan Memberkati!!!!

No comments: